Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Atasi Kelangkaan, 173 Ribu Ton Beras SPHP Digelontor ke Masyarakat Jatim Hingga Desember 

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Heru Suseno menegaskan dalam empat bulan, Pemprov Jatim bersama Bulog akan gelontor beras SPHP

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Ndaru Wijayanto
Istimewa/TribunJatim.com/Humas Pemprov Jatim
BERAS - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyalurkan beras SPHP kepada warga Kota Malang, Rabu (27/8/2025). 

Poin penting:

  • Pemprov Jatim bersama Bulog akan menggelontor 173 ribu ton beras SPHP mulai Juli hingga Desember 2025 dengan harga Rp13.500/kg untuk memperkuat ketahanan pangan dan menstabilkan harga beras di masyarakat.
  • Per 16 September 2025, realisasi distribusi baru mencapai 15 persen, sementara Bulog telah menyerap 679.671 ton beras dari petani sejak Januari sebagai suplai untuk beras SPHP.
  • Program Pasar Murah dan penyaluran beras medium ke masyarakat digencarkan

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Fatimatuz Zahroh

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Heru Suseno menegaskan dalam empat bulan, Pemprov Jatim bersama Bulog akan menggelontor beras SPHP ke masyarakat.

Targetnya hingga Desember 2025 mendatang, sebanyak 173 ribu ton beras SPHP akan digelontor ke masyarakat untuk pemenuhan dan penguatan kebutuhan pangan Jawa Timur.

“Kini Pemprov Jatim dan Bulog tengah berupaya untuk menggelontor beras ke masyarakat. Di Jatim ditargetkan mulai Juli sampai Desember 2025 mendatang ada sebanyak 173 ribu ton beras SPHP djijual ke masyarakat dengan harga murah yaitu Rp 13.500 per kilo,” tegas Heru, Jumat (19/9/2025). 

“Per tanggal 16 September 2025, dari total 173 ribu ton yang akan digelontor sekarang baru terserap 15 persen,” imbuhnya. 

Sedangkan mulai Januari hingga 16 September 2025  posisinya Bulog telah menyerap 679.671 ton beras dari petani. Hal itu untuk menjadi suplai beras SPHP yang dijual murah ke masyarakat. 

Hal ini juga sebagai upaya untuk menanggulangi kelangkaan beras di pasaran sehingga beras menjadi mahal di masyarakat. 

Baca juga: Pedagang dan Warga Kompak Keluhkan Kelangkaan Beras Medium di Kota Malang

“Sebabnya langka dan mahal sebenarnya karena distribusi oleh Bulog ke pasar belum maksimal. Makanya saat ini tengah gencar Pasar Murah dengan mendistribusikan beras medium,” tegas Heru.

“Itu adalah salah satu cara agar semakin cepat beras sampai ke masyarakat,” imbuhnya. 

Di sisi lain, Heru menegaskan bahwa secara suplai dan produksi beras di Jatim sangat besar dan dalam posisi surplus. Berdasarkan data BPS per tanggal 1 September 1025, produksi gabah kering panen (GKP) sampai hari ini itu mencapai 11.317.306 ton. Sedangkan untuk GKG di periode yang sama produksinya sudah mencapai 9.412.745 ton. 

“Kalau kita bandingkan dengan tahun 2024 periode Januari sampai Oktober, produksinya meningkat kalau GKP naik 1.170.000 ton atau naik 11,53 persen. Sedangkan GKG naik 973.149 ton atau naik 11,5 persen,” tegasnya.

Dari gabah tersebut dikatakan Heru bisa dilihat bahwa produksi padi Jatim meningkat cukup besar. Dan ini tentunya signifikan untuk menyuplai kebutuhan padi di Jatim dan juga nasional.

“Sedangkan untuk dari sisi konsumsi Jatim, per tahun kebutuhan beras kita adalah 3.250.000 ton. Dan sekarang produksinya kita sudah 5.430.000 juta ton. Artinya dari produksi kita sudah surplus,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved