Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Senator Ahmad Nawardi Sebut Masyarakat Senang dengan MBG, Kekurangan Perlu Dievaluasi

Ketua Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Ahmad Nawardi meminta agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak dihentikan

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Samsul Arifin
istimewa
MAKAN BERGIZI GRATIS - Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Ahmad Nawardi dalam sebuah kegiatan. Pada pernyataan terbaru, senator asal Jawa Timur ini berharap agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap berjalan meskipun butuh evaluasi mendalam. 

Poin Penting : 

  • Ketua Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Ahmad Nawardi minta program MBG tak dihentikan
  • Ahmad Nawardi menilai secara umum masyarakat senang terhadap program MBG
  • Berbagai sisi kekurangan memang memang perlu terus dilakukan evaluasi utamanya oleh Badan Gizi Nasional atau BGN

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ketua Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Ahmad Nawardi meminta agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak dihentikan. 

Senator utusan Jawa Timur ini mengungkapkan, secara umum masyarakat senang terhadap program MBG.

Ungkapan tersebut disampaikan ditengah pro kontra realisasi program MBG yang terjadi belakangan ini. 

Pro kontra muncul setelah laporan terkait keracunan terjadi di beberapa wilayah. 

Meski membutuhkan evaluasi, namun Nawardi tidak ingin program ini lantas disetop atau dihentikan. 

Baca juga: Bukannya Buat Antar Makan Bergizi Gratis, Mobil MBG Kedapatan Dipakai untuk Jualan Buah di Pasar

"Jika ada kekurangan dan kelemahan diperbaiki terus menerus," ucap Nawardi melalui keterangannya kepada wartawan, dikutip Minggu (28/9/2025). 

MBG merupakan salah satu program prioritas yang digenjot oleh pemerintah saat ini. Program ini telah berjalan sejak beberapa waktu lalu. 

Dalam penjelasan Nawardi, berbagai sisi kekurangan memang memang perlu terus dilakukan evaluasi utamanya oleh Badan Gizi Nasional atau BGN. 

Ia setuju jika kekurangan perlu evaluasi. Peristiwa keracunan yang terjadi di beberapa daerah harus diinvestigasi guna menemukan akar persoalannya. 

Lalu, harus diteliti lebih jauh untuk memastikan apakah keracunan tersebut berasal dari makanan, dapur yang kurang bersih atau dari cara penyajian. 

Disisi lain, penelitian penting untuk memastikan apakah keracunan juga karena adanya faktor alergi terhadap makanan tertentu. Siswa yang mengalami keracunan harus ditangani cepat dengan pengobatan yang gratis.

Baca juga: VIRAL TERPOPULER: DPR Kritik Keterlibatan TNI di MBG hingga Wali Murid Disuruh Bayar LKS Rp140 Ribu

Nawardi kembali menegaskan, bahwa sembari melakukan investigasi dan evaluasi mendalam maka program ini tetap harus berjalan. 

Sebab, ia mengklaim banyak mendapat aspirasi bahwa program ini bisa mengurangi beban orang tua dalam menyiapkan sarapan di rumah sebelum ke sekolah. 

Selain karena program ini dilakukan untuk meningkatkan gizi anak.

"Persoalan ini perlu dipecahkan secara cepat, tepat dan akurat dengan tidak mengorbankan program yang luar biasa ini” ungkap Nawardi. 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved