Bermula dari Iseng, Warga Jombang Kini Raup Jutaan Rupiah Tiap Bulan dari Pakcoi Hidroponik
Bermula dari iseng mencoba, Rokhim Azzam warga Jombang kini mampu meraup uang jutaan rupiah setiap bulan dari pakcoi hidroponik.
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Dwi Prastika
Poin Penting:
- Berawal dari iseng, Rokhim Azzam (38), warga Dusun Plosokendal, Jombang, kini bisa mengantongi keuntungan bersih sekitar Rp 7-8 juta setiap bulan.
- Rokhim Azzam merupakan pemasok pakcoi hidroponik ke sejumlah kota di Jawa Timur.
- Sayuran hasil panennya kini rutin masuk ke jaringan swalayan maupun supplier besar, seperti Afco, Bravo, hingga Gema.
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Anggit Puji Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Siapa sangka, halaman rumah bisa jadi ladang emas.
Itulah yang dibuktikan Rokhim Azzam (38), warga Dusun Plosokendal, Desa Plosogeneng, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Bermula dari iseng mencoba hidroponik saat tak memiliki pekerjaan, kini ia menjelma sebagai salah satu pemasok sayuran segar ke sejumlah kota di Jawa Timur.
Empat setengah tahun lalu, Azzam memulai dengan peralatan sederhana.
Tanaman pakcoi dan selada ia pilih bukan tanpa alasan, cepat panen, tahan pasar, dan permintaan konsisten.
Dari percobaan kecil di pekarangan, usahanya berkembang hingga mampu menghasilkan sekitar satu ton pakcoi setiap bulan.
“Awalnya saya coba-coba saja. Tapi ternyata hasilnya bagus, akhirnya saya tekuni dan sekarang malah jadi mata pencaharian utama,” ucapnya saat dikonfirmasi pada Jumat (3/10/2025).
Sayuran hasil panennya kini rutin masuk ke jaringan swalayan maupun supplier besar, seperti Afco, Bravo, hingga Gema.
Harga jualnya pun cukup menarik, yakni Rp 15 ribu per kilogram untuk pakcoi, sedangkan selada bisa mencapai Rp 25 ribu per kilogram.
Dari usaha ini, Azzam bisa mengantongi keuntungan bersih sekitar Rp 7-8 juta setiap bulan.
Tidak hanya di Jombang, distribusi sayurannya juga menjangkau luar daerah.
“Pasarnya stabil, apalagi sekarang masyarakat semakin sadar pentingnya makanan sehat,” ujarnya melanjutkan.
Menurut Azzam, hidroponik tidak serumit yang dibayangkan.
Kuncinya adalah konsistensi menjaga nutrisi dalam tandon. Proses semai hingga panen rata-rata hanya 30 hari.
Dalam hitungan minggu, benih sudah berpindah dari meja semai, ke meja peremajaan, hingga akhirnya siap dipanen.
Untuk mengatasi limbah organik, ia bahkan memanfaatkan ikan dalam bak penampungan.
Daun sisa digunakan sebagai pakan alami, sekaligus membantu proses penguraian.
“Prinsipnya harus zero waste, supaya sistem tetap berkelanjutan,” ungkapnya.
Baca juga: UMKM Daun Agel, Perjuangan Faiqotul Himmah Merajut Harapan dari Madura
Meski demikian, tantangan tetap ada.
Gangguan listrik atau hujan deras kerap membuat aliran air terhenti. Ia pun harus selalu siaga agar tanaman tidak rusak.
Azzam meyakini peluang usaha ini semakin terbuka lebar dengan adanya program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurutnya, permintaan sayur akan meningkat tajam dan budi daya hidroponik bisa menjadi solusi ketika produksi konvensional tak mampu memenuhi kebutuhan.
“Kalau benar-benar jalan, kebutuhan sayur akan melonjak. Hidroponik punya keunggulan karena panennya lebih cepat dan bisa dilakukan di lahan terbatas,” bebernya.
Kini, Azzam tidak berjalan sendiri.
Ia sudah membangun kemitraan dengan sekitar 20 kebun hidroponik lain yang dikelola warga sekitar.
"Harapan saya, Jombang bisa menjadi salah satu pusat produksi sayur sehat berbasis hidroponik di Jawa Timur," pungkasnya.
Pakcoi hidroponik adalah sayuran pakcoi (sejenis sawi hijau) yang ditanam menggunakan sistem hidroponik, yaitu metode bercocok tanam tanpa tanah.
Ciri-ciri pakcoi hidroponik adalah media tanamnya bukan tanah, melainkan air bernutrisi (ditambah larutan pupuk khusus hidroponik).
Biasanya ditanam di pipa, talang, atau wadah plastik yang dialiri air secara terus-menerus dengan pompa. Lebih bersih, bebas lumpur, dan risiko hama lebih kecil dibanding pakcoi biasa.
Waktu panen relatif cepat, sekitar 25-30 hari setelah semai.
Keunggulan pakcoi hidroponik ini adalah hasil panen yang lebih seragam, segar, dan renyah.
Bisa ditanam di lahan sempit, bahkan di halaman rumah.
Lebih ramah lingkungan karena air bisa dipakai ulang. Peminatnya tinggi, terutama untuk pasokan swalayan, restoran, dan konsumen yang mencari sayur sehat.
Jombang
MataLokalUMKM
Desa Plosogeneng
makan bergizi gratis
pakcoi hidroponik
TribunJatim.com
Berita Jombang Terkini
Tribun Jatim
berita Jatim terkini
Kisah Santri Asal Malang Selamat dari Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Menolong Teman Sambil Merangkak |
![]() |
---|
Haikal Santri Muda Diberi Minum Sosok Misterius Sebelum Dievakuasi Hidup-hidup dari Puing Al Khoziny |
![]() |
---|
Ini 2 Cara Tim SAR Gabungan Lakukan Evakuasi Korban Bangunan Roboh di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo |
![]() |
---|
Komplotan Maling Bobol Toko Waralaba Milik Mantan Pegiat Antikorupsi di Probolinggo, Pakai Topeng |
![]() |
---|
Fakta-fakta Kampus MDIS, Tempat Gibran Rakabuming Raka Kuliah dari Lulusan D3 Lanjut S1 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.