Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Produksi Ayam dan Telur di Kediri Turun, DKPP Sebut Panen Tak Serempak Jadi Pengaruh

DKPP terus melakukan pemantauan terhadap fluktuasi harga daging ayam dan telur di pasar tradisional

Penulis: Isya Anshori | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Isya Anshori
MEMBERI INFORMASI - Kepala Bidang Peternakan DKPP Kabupaten Kediri Istar Abadi menjelaskan bahwa penurunan pasokan disebabkan oleh perbedaan waktu pemeliharaan ayam di tingkat peternak, Sabtu (4/10/2025).  

Poin Penting : 

  • Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) terus melakukan pemantauan terhadap fluktuasi harga daging ayam dan telur di pasar tradisional
  • Kenaikan harga daging ayam dan telur di pasar tradisional disebabkan perbedaan waktu pemeliharaan ayam di tingkat peternak
  • Sebagian besar peternak baru melakukan pemasukan bibit ayam (DOC) secara bersamaan sehingga ketersediaan ayam siap panen di pasaran menurun.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) terus melakukan pemantauan terhadap fluktuasi harga daging ayam dan telur di pasar tradisional. 

Kenaikan harga yang terjadi sejak pertengahan September 2025 dipicu oleh turunnya pasokan akibat panen ayam yang tidak serempak.

Kepala Bidang Peternakan DKPP Kabupaten Kediri Istar Abadi menjelaskan bahwa penurunan pasokan disebabkan oleh perbedaan waktu pemeliharaan ayam di tingkat peternak. 

Sebagian besar peternak baru melakukan pemasukan bibit ayam (DOC) secara bersamaan sehingga ketersediaan ayam siap panen di pasaran menurun.

"Fluktuasi harga ini karena frekuensi budidaya ayam yang tidak sesuai jadwal. Beberapa waktu lalu harga ayam sempat jatuh di bawah HPP, sehingga banyak peternak menunda panen," kata Istar Sabtu (4/10/2025).

Baca juga: Dari Lahan Kecil di Perkotaan, Anak Muda Kota Kediri Hasilkan Omzet Rp24 Juta dari Melon Hidroponik

Menurutnya, pasokan daging ayam di pasar tradisional mulai berkurang sejak tiga minggu terakhir. Kondisi ini berdampak pada kenaikan harga daging ayam yang kini mencapai kisaran Rp 31.000 per kilogram di tingkat konsumen. 

DKPP memprediksi harga akan berangsur stabil ketika masa panen berikutnya tiba dalam satu hingga dua minggu ke depan.

"Beberapa hari terakhir sudah mulai ada penurunan harga, baik di tingkat kandang maupun pasar. Kami berharap bulan depan harga bisa kembali normal seiring panen ayam baru," tambahnya.

Selain faktor panen, kenaikan harga pakan juga turut memengaruhi harga jual ayam dan telur. Komponen utama pakan seperti jagung mengalami kenaikan harga yang signifikan sejak Agustus lalu. Di sisi lain, peternak mandiri di Kediri hanya mampu panen dua kali dalam setahun. 

Berbeda dengan peternak kemitraan yang bisa panen hingga lima kali setahun karena diserap langsung oleh perusahaan.

"Harga murah yang terlalu lama di bawah HPP yaitu Rp 19.000 - Rp 21.000, membuat peternak kesulitan. Sekarang harga ayam di pasaran menyesuaikan biaya produksi yang meningkat," terang Istar.

Berdasarkan data DKPP Kabupaten Kediri produksi ayam ras pedaging pada Januari 2025 mencapai 1,31 juta kilogram sedangkan produksi telur ayam ras mencapai 5,59 juta kilogram. Sementara telur ayam buras tercatat sebanyak 61.933 kilogram telur itik 175.810 kilogram dan telur puyuh 68.968 kilogram. 

Baca juga: Maling Tertangkap Basah Curi Uang Rp36 Juta Milik Tukang Becak di Kediri, Rumah Dibobol

Angka tersebut menunjukkan bahwa meski produksi telur di Kediri relatif tinggi, distribusi pasokan dari peternak ke pasar belum merata. Keterlambatan panen ayam berdampak pada suplai telur segar terutama dari peternak ayam ras petelur yang masih dalam masa pemeliharaan ulang setelah siklus produksi sebelumnya.

Kondisi ini membuat harga telur di beberapa pasar tradisional di Kediri ikut terdorong naik mengikuti harga pakan. Namun demikian, DKPP menilai situasi tersebut bersifat sementara karena beberapa peternak mulai memasuki masa panen baru dalam waktu dekat.

DKPP Kabupaten Kediri saat ini terus berkoordinasi dengan pedagang dan peternak untuk memantau stok dan distribusi pasokan. Pemerintah berharap langkah pengawasan ini dapat menjaga stabilitas harga di pasar tradisional.

"Kami minta masyarakat tetap tenang. Jika sudah panen massal, harga ayam dan telur akan menyesuaikan kembali," tutup Istar.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved