Demo di Surabaya, Pos Polisi Hingga 25 Unit Motor Terbakar, Unjuk Rasa Berlangsung Hingga Petang

TRIBUNJATIM.COM - Demonstrasi di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pecah sejak Jumat (29/8/2025) siang ketika ribuan massa yang didominasi mahasiswa mulai berkumpul. 

Gedung Negara Grahadi adalah gedung bersejarah di pusat Kota Surabaya yang dibangun pada masa kolonial Belanda tahun 1795.

Awalnya difungsikan sebagai rumah peristirahatan Residen Belanda, kini gedung ini menjadi rumah dinas Gubernur Jawa Timur sekaligus tempat penyelenggaraan acara kenegaraan dan pemerintahan penting di provinsi tersebut.

Ternyata demo ini berlanjut hingga petang.

Massa aksi yang terdiri banyak elemen juga ikut mendominasi di berbagai titik di Surabaya.

Situasi semakin panas menjelang sore hingga petang.

Baca juga: Massa Aksi di Grahadi Surabaya Bakar Water Barrier, Hentikan Paksa Mobil Polisi hingga Melempar Batu

Massa merusak berbagai fasilitas, termasuk membakar properti dekorasi HUT RI di depan Grahadi. 

Mereka juga berusaha mendorong barikade polisi dan memukul mundur kendaraan taktis.

Aparat kepolisian yang berjaga menembakkan gas air mata dan menyemprotkan water cannon untuk membubarkan massa.

Memasuki malam hari, kerusuhan semakin meluas.

Belasan hingga puluhan motor yang terparkir di sekitar Grahadi terbakar, dengan total 25 unit motor hangus menurut catatan kepolisian, termasuk milik seorang ASN Pemprov Jatim, Erwin Sugiarta. 

Staf Biro Administrasi Pimpinan Setdaprov Jawa Timur yang sehari-hari bertugas sebagai fotografer tersebut mengaku kaget dan sedih karena motornya ikut menjadi korban pembakaran oleh para anarko.

“Motor saya Jupiter tahun 2007. Saya kaget karena motor saya ikut terbakar,” kata Erwin sedih.

Motornya diparkir di sekitar pagar sisi timur Grahadi. Ia sendiri memang ada di Gedung Grahadi saat aksi berlangsung.

Namun ia ada di dekat rumah dinas gubernur.

Selain itu, Pos Polisi Pelayanan Lalu Lintas di Taman Bungkul dan Pos Pantau Lalu Lintas dekat Kebun Binatang Surabaya ikut dibakar massa. 

Kobaran api juga melumat water barrier di Jalan Darmo, ditambah dengan pembakaran properti HUT RI yang ada di depan Grahadi.

Sekitar pukul 22.00–23.00 WIB, dentuman keras terdengar berulang kali, api semakin membesar, dan asap hitam membubung tinggi dari lokasi kerusuhan.

Aparat kepolisian terus melakukan upaya pengendalian dengan water cannon, gas air mata, serta imbauan melalui pengeras suara agar massa segera membubarkan diri. 

Namun, sebagian massa masih bertahan, bahkan membuat barikade tandingan menggunakan water barrier.

Kerusuhan ini juga berdampak pada warga sekitar.

Pedagang dan pengunjung Taman Bungkul memilih menutup lapak dan menyelamatkan diri. 

Seorang pedagang asongan, Heri Siswanto, kehilangan tiga kardus air mineral dagangannya karena ditinggalkan saat berlari menghindari gas air mata.

Meski mengalami kerugian, ia tetap mengaku ikhlas dan lebih mementingkan keselamatan dirinya.

Hingga malam, suasana tetap mencekam.

Demonstrasi yang awalnya berupa penyampaian aspirasi berubah menjadi bentrokan keras disertai pembakaran fasilitas umum, kendaraan, dan perlawanan terbuka terhadap aparat kepolisian.

Tercatat yang dibakar massa adalah:

25 motor di sekitar Grahadi (salah satunya milik ASN Pemprov Jatim).

Pos Polisi Pelayanan Lalu Lintas Taman Bungkul.

Pos Pantau Lalu Lintas dekat Kebun Binatang Surabaya.

Water barrier di Jalan Darmo.

Properti dekorasi HUT RI di depan Grahadi.

Sejumlah pos polisi di Surabaya juga terdampak kebakaran.

Hingga berita ini diturunkan, tim Tribun Jatim Network masih terus mengabarkan situasi demonstrasi yang terjadi.