Berita Viral
Pembeli Protes Makan Mi Instan Bayar Rp 25 Ribu di Tempat Wisata, Ana Pemilik Warung: Bisa Berdua
Tengah viral di media sosial warung ditempat wisata jual mi instan Rp 25 ribu. Pembeli pun mengeluhkan hal ini.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial warung ditempat wisata jual mi instan Rp 25 ribu.
Pembeli pun mengeluhkan hal ini.
Warung itu berada di kawasan Objek Wisata Pantai Alam Indah (PAI) Kota Tegal, Jawa Tengah.
"Tolong ya dinas terkait. Tertibkan pedagang nakal kaya gini di OW PAI. Masa Indomie goreng seporsi Rp 25 rinu. Ora umum nyekek (tidak umum nyekik) hargane," tulis akun Facebook @ITa Indriyani yang menandai akun Dispora Kota Tegal, dikutip dari Kompas.com, Senin (22/9/2025).
Pembina Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) OW PAI Kota Tegal, Hadi Santoso (62) mengaku telah menegur pedagang yang bersangkutan.
Hadi menyebut harga mi instan di kawasan wisata sebenarnya relatif wajar, yakni sekitar Rp 15 ribu untuk mi instan disertak telur tanpa tambahan toping.
Meski Hadi mengakui adanya perbedaan harga antarwarung di objek wisata PAI karena beban sewa tempat dan pajak yang tidak sama.
“Di timur sewanya Rp 5 juta per tahun, di barat hanya Rp500 ribu. Jadi harga juga tidak seragam," kata Hadi kepada wartawan di OW PAI Kota Tegal.
Hadi juga mengingatkan agar persoalan seperti itu tidak buru-buru diviralkan tanpa klarifikasi.
“Kalau ada keluhan, bisa ditanyakan dulu ke pedagang, Pokdarwis, atau langsung ke dinas. Jangan sampai merugikan citra pariwisata hanya karena kesalahpahaman,” pungkas Hadi.
Baca juga: Ngecas HP Sambil Duduk Lama Ditagih Rp20 Ribu, Warung Kopi Diprotes Pembeli, Jual Es Teh Rp15 Ribu
Sementara itu, pemilik warung yang viral, Ana (42), membela diri dengan menyebut harga yang ditawarkan sesuai dengan porsi dan kualitas menu.
“Indomie komplet ada telur, bakso, sayuran, rawit, dan saus yang bagus. Porsinya juga banyak. Satu porsi Rp 25 ribu bisa dimakan berdua,” kata Ana kepada wartawan.
Ana menyebut kesan mahal muncul karena pengunjung membandingkan dengan harga di luar kawasan wisata.
Kepala Bidang Pariwisata Disporapar Kota Tegal, Dian Eka Kusumawardhani, mengatakan pihaknya telah meminta klarifikasi dari warung yang bersangkutan.
“Sejak 2023 sudah ada kesepakatan penyeragaman harga. Misalnya mendoan maksimal Rp10 ribu, kelapa Rp15 ribu, indomie Rp15 ribu," kata Dian.
"Kalau ada tambahan toping boleh ditambahkan, tapi harus diinformasikan dari awal. Menjual Rp25 ribu tanpa keterangan jelas, berarti melanggar kesepakatan,” kata Dian.
Dian menegaskan pentingnya daftar menu dengan harga jelas di setiap warung.
Informasi harga itu wajib, supaya pengunjung tahu sejak awal dan tidak merasa dirugikan.
"Ini sudah menjadi teguran pertama. Ke depan pembinaan akan terus dilakukan bersama Pokdarwis,” kata Dian.
Disporapar juga mengingatkan agar pengunjung bijak menanyakan harga sebelum memesan.
“Kalau dari awal sudah jelas, akad jual beli bisa berjalan dengan baik, dan citra pariwisata Kota Tegal tetap terjaga,” pungkas Dian.
Baca juga: Alasan Painem Tegur Wisatawan yang Beli Pecel Keliling, Sebut Kasihan ke Pedagang Lain
Sebelumnya, video viral terkait keributan antara pemilik warung dan pengunjung, beberapa waktu lalu, sempat menimbulkan keresahan.
Satpol PP Kabupaten Magetan bersama pihak terkait, turun langsung ke kawasan wisata Telaga Sarangan, Sabtu (16/8/2025) siang.
Langkah ini diambil untuk menindaklanjuti video yang viral tersebut.
Diketahui, suasana tenang di Telaga Sarangan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, tiba-tiba berubah jadi ramai.
Kondisi Telaga Sarangan sontak terganggu karena cekcok antara pengunjung dan pemilik warung.
Ternyata keributan tersebut disebabkan karena nasi pecel.
Hal itu terlihat dari video berdurasi 58 detik yang menyebar di media sosial.
Dalam video yang kini mencuri perhatian, terlihat seorang pengunjung berbaju merah muda bersitegang dengan pemilik warung di sisi telaga.
Masalah bermula saat pengunjung membeli nasi pecel dari pedagang keliling yang biasa mondar-mandir di tepi telaga.
Seketika kenikmatan udara sejuk dengan pemandangan danau yang memesona di kaki Gunung Lawu, berubah panas.
Dengan nada tegas, pemilik warung menegur karena pedagang keliling tersebut berhenti melayani pembeli.
"Ini sudah peraturannya, pedagang keliling enggak boleh berhenti!" ujar ibu pemilik warung.
Ia juga mengaku mengusir pedagang keliling tersebut setelah melayani pembeli.
Si pengunjung berbaju merah muda tersebut ternyata tak tinggal diam.
"Dia berhenti karena melayani kami!" bantahnya, membela pedagang nasi pecel.
Suasana pun memanas.
Pemilik warung bersikukuh bahwa keberadaan pedagang keliling mengganggu usaha warungnya.
"Kasihan yang buka warung," kata dia ketus, mengutip Kompas.com.
Baca juga: Pembelaan Pemilik Warung di Telaga Sarangan soal Es Teh Rp 15 Ribu, Ngaku Tak Maksa Beli: Nambah Es
Dikonfirmasi melalui aplikasi pesan singkat, Minggu (3/8/2025), Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Magetan, Eka Raditya, membenarkan perihal kejadian tersebut.
Dirinya menilai, tidak sedikit masyarakat sekitar Telaga Sarangan, yang menggantungkan hajat hidupnya pada aktivitas pariwisata.
"Kalau kita bicara Telaga Sarangan. Memang destinasi wisata yang di dalamnya ada daya tarik wisata, ada permukiman, ada berbagai pelaku usaha."
"Dan memang antara wisatawan dan penduduk dan pelaku usaha semuanya berbaur menjadi satu," ujar Eka.
Bahkan, lanjut Eka, kurang lebih sekitar 4.000 pelaku usaha yang menjadikan destinasi wisata Telaga Sarangan, sebagai mata pencaharian sehari-hari.
Sehingga ada bermacam macam pelaku usaha yang beraktivitas di lokasi tersebut.
"Termasuk yang kemarin dari pedagang menetap, itu masuknya Paguyuban Pedagang Wisata Sarangan, sama pedagang keliling."
"Tidak semua di Telaga Sarangan itu memang diatur dengan suatu aturan perundang-undangan, " bebernya.
"Jadi lebih banyak yang memang peraturan di sana itu berdasarkan kesepakatan-kesepakatan terutama antara para Ketua Paguyuban, kemudian dengan warga, dan juga dengan pemerintah," imbuh Eka.
Baca juga: Beli Sayur Kecambah Rp20 Ribu, Pria Lansia Ditangkap Pedagang Pasar
Menurutnya, kejadian viral ini terjadi karena kesalahpahaman, karena masing-masing pedagang mempunyai kepentingan dalam mencari nafkah.
"Intinya kami tentu akan menindak lanjuti dengan musyawarah antar ketua paguyuban pedagang, paguyuban pelaku usaha, bukan hanya pedagang."
"Karena di sana banyak sekali paguyuban kuda, paguyuban perahu, pedagang pasar, pedagang wisata, dan lain sebagainya," jelas Eka.
Ia menegaskan, musyawarah akan dilaksanakan secara berkala, untuk membahas terkait permasalahan tersebut, serta mengedukasi kepada para pedagang.
"Tujuannya supaya tidak boleh mengganggu kenyamanan wisatawan. Kami terus berusaha agar kejadian ini tidak terulang lagi," pungkas Eka.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
warung ditempat wisata jual mi instan Rp 25 ribu
Objek Wisata Pantai Alam Indah (PAI)
Kota Tegal
viral di media sosial
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Tak Banyak yang Tahu Sisi Lain Istri Menkeu Purbaya, Mantan Model yang Kalahkan Diah Permatasari |
![]() |
---|
Nasib Hijrah Pegawai BUMN Dihabisi Suami Nasabahnya, Pelaku Emosi Ditagih Bayar Utang |
![]() |
---|
Sudah Jual Motor Rp 13 Juta, Wanita Terjerat Pinjol Ngaku Dibegal karena Ingin Dapat Uang Lagi |
![]() |
---|
BGN Bantah Rahasiakan Kasus Keracunan dari Publik dan Beber Maksud Surat: Bukan Membungkam |
![]() |
---|
Imbas Sering Diejek Penyuka Sesama Jenis, Santri ini Habisi NyawaTemannya di Kamar Korban |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.