Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Mengulik Sosok-sosok di Balik Pengerjaan MBG, Apa Sebenarnya yang Salah dari Program Tersebut?

Apa sebenarnya yang salah dari program MBG yang jadi unggulan dan prioritas pemerintah?

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribunjatim.com
MBG BERMASALAH - Dugaan penyebab sebenarnya program MBG bermasalah di lapangan mulai diketahui. Siapa saja sebenarnya sosok yang berada di belakang meja pelaksanaan MBG? 

TRIBUNJATIM.COM - Makan bergizi gratis (MBG) program Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo - Gibran kini jadi sorotan.

Selain membuat siswa keracunan, ada banyak persoalan lain yang mewarnai berjalannya program tersebut.

Kesalahan dan ketidaktertiban tampaknya menjadi pemicu awal program ini bermasalah.

Menilik lebih jauh terkait persoalan MBG, sosok-sosok penggerak di baliknya wajib diketahui.

Hal tersebut lantaran, pelaksanaan program MBG pasti melibatkan beberapa pihak ini.

Profil Ketua BGN

Sosok Dadan Hindayana belakangan ramai diperbincangkan publik.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) itu menjadi sorotan setelah program Makan Bergizi Gratis (MBG) menuai kritik keras.

Program priorotas Presiden Prabowo itu kini jadi ancaman keselamatan siswa.

Selain keracunan, ditemukan juga belatung di makanan.

Sejumlah siswa keracunan massal akibat santap menu MBG.

Sosok Dadang pun membuat masyarakat penasaran.

Latar belakang pendidikan Dadan Hindayana justru bukan dari bidang gizi, seperti dikutip TribunJatim.com dari Tribunnews.com, Jumat (26/9/2025).

Dadan adalah lulusan entomologi atau ilmu tentang serangga.

Entomologi adalah cabang ilmu zoologi (ilmu tentang hewan) yang secara khusus mempelajari tentang serangga.

Ia tercatat menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan fokus pada pertanian dan proteksi tanaman.

Karier akademis itulah yang kemudian mengantarkannya dipercaya menduduki jabatan strategis.

Pada 19 Agustus 2024, lewat Keputusan Presiden Nomor 94P Tahun 2024, Presiden Joko Widodo resmi melantik Dadan Hindayanasebagai Kepala BGN.

Ia pun menjadi pejabat pertama yang memimpin lembaga baru tersebut, yang dibentuk berdasarkan Perpres No. 83 Tahun 2024.

Sebagai kepala lembaga, Dadan Hindayana mendapat mandat besar: mengawal pelaksanaan program prioritas nasional di bidang pangan dan gizi, termasuk MBG yang kini jadi buah bibir.

Baca juga: Senyum Tukang Cuci Kotak Makan MBG saat Terima Amplop Gaji, Lebih Tinggi Daripada Honor Guru Sekolah

Prof. Dr. Ir. Dadan Hindayana bukanlah nama baru di dunia akademik pertanian Indonesia.

Lahir di Garut, Jawa Barat, 10 Juli 1967, ia meniti karier panjang sebagai seorang entomologis atau ahli serangga.

Kemudian dirinya dipercaya menjadi Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) pada 19 Agustus 2024.

Perjalanan akademik Dadan Hindayana cukup mengesankan.

Setelah meraih gelar Sarjana Proteksi Tanaman di Institut Pertanian Bogor (IPB) (1986–1990), ia melanjutkan studi ke Jerman.

S2 Entomologi Terapan, University of Bonn (1995–1997)

S3 Entomologi, Leibniz Universität Hannover (lulus 2000)

Melanjutkan program doktoral kembali di IPB

Fokus pendidikannya membentuk fondasi keahliannya dalam dunia pertanian, hama, dan serangga.

Kiprah Dadan Hindayana banyak mewarnai dunia pendidikan.

Ia merupakan dosen tetap dan lektor di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB, serta pengampu berbagai mata kuliah seperti Pengantar Ekologi, Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman, hingga Agripreneurship.

Tak hanya di IPB, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Pertanian Kewirausahaan (STPK) Banau di Halmahera Barat, Maluku Utara.

Perannya meluas hingga program pengabdian masyarakat, seperti Jambore Perlindungan Tanaman Indonesia (2022) dan Transformasi Politeknik Pembangunan Pertanian (2022).

PRABOWO SENTIL KEPALA BGN - Presiden Prabowo Subianto saat memberikan sambutan pada acara panen padi serentak 14 provinsi di Kabupaten Majalengka pada Senin (7/4/2025). Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengikuti rapat bersama yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (3/5/2025).
PRABOWO SENTIL KEPALA BGN - Presiden Prabowo Subianto saat memberikan sambutan pada acara panen padi serentak 14 provinsi di Kabupaten Majalengka pada Senin (7/4/2025). Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengikuti rapat bersama yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (3/5/2025). (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden)

Teguran anggota DPR

Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menegur keras Ikbal Maulana Ramadhan yang merupakan Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Rajib Putra Barokah.

Ikbal mengelola Dapur Makmur Jaya, dapur makan bergizi gratis (MBG) yang membuat 411 siswa di Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, Jawa Barat, keracunan.

"Salah, sudah keluar dari SOP, ini harus dievaluasi. Kamu sekolah dulu? Kan disekolahkan dulu. 10 SOP itu kami rapat dengan BGN (Badan Gizi Nasional), kami tahu jam berapa untuk PAUD, TK, SD, jam berapa SMP dan SMA, itu sudah ada. Berarti kamu lupa, perlu dievaluasi," ujar Cucun dengan nada tinggi saat inspeksi mendadak di Dapur Makmur Jaya, Kampung Cipari, Desa Cijambu, Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, Kamis (25/9/2025) malam, dikutip TribunJatim.com dariTribunnews.com.

GAJI TUKANG CUCI TRAY MBG - Ilustrasi penampakan MBG yang hendak dibagikan kepada siswa. Ternyata gaji pencuci tray atau kotak makan MBG itu lebih tinggi daripada gaji guru honorer di sebuah sekolah
GAJI TUKANG CUCI TRAY MBG - Ilustrasi penampakan MBG yang hendak dibagikan kepada siswa. Ternyata gaji pencuci tray atau kotak makan MBG itu lebih tinggi daripada gaji guru honorer di sebuah sekolah (Tribunnews.com)

Cucun menyoroti proses memasak sejak pukul 23.00 WIB yang dinilai terlalu dini. Hal ini menurutnya menyalahi aturan.

Dia menyebut selisih waktu antara produksi dengan konsumsi tidak boleh lebih dari empat jam.

"Untuk sampai ke jam 7 pagi dikirim ke PAUD TK, berapa jam? Kan maksimal 4 jam (setelah dimasak). Kita akan tertibkan SOP ini," tegasnya.

Baca juga: Apa Penyebab Mual Muntah setelah Makan MBG? IDAI Bedakan Keracunan dan Alergi: Kejadian Luar Biasa

Cucun juga menyinggung persoalan bahan baku yang diduga bermasalah.

Ia menekankan agar Ikbal berani menolak bahan makanan yang tidak layak diolah.

"Saya tanya, kemarin pasti ada problem di bahan makanan, clear kan? Pokoknya jangan takut sama yayasan, kamu yang berkuasa di sini, tolak saja," ujar Cucun.

Menanggapi teguran keras itu, Ikbal mengaku akan melakukan evaluasi.

Namun, ia menegaskan metode memasak yang diterapkan selama ini tidak pernah berubah dan sama dengan periode sebelumnya. Termasuk metode memasak yang digunakan saat insiden keracunan.

"(Sebelumnya) tidak ada masalah, karena metode masak dari kejadian Senin ditarik ke dua minggu ke belakang itu sama metodenya dan jamnya sama," ujar dia.

Masalah baru muncul

Selain membuat siswa keracunan, menu MBG ditemukan belatung.

Beredar video menunjukkan menu MBG di Kabupaten Tanggamus, Lampung terinfeksi larva belatung.

Pada dasarnya, larva belatung berbahaya, meskipun tingkat bahayanya tergantung pada situasinya.

Belatung sendiri adalah larva dari lalat, yang sering ditemukan di lingkungan kotor atau pada bahan organik yang membusuk, seperti sampah, bangkai, atau makanan basi.

Belatung sering kali menjadi pembawa bakteri berbahaya.

Ketika belatung atau makanan yang terkontaminasi belatung termakan, bakteri ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari keracunan makanan, diare, mual, hingga demam.

Dalam video, perekam terlihat menunjukkan larva-larva ulat yang berada di tepian celak ompreng pada lauk telur ceplok dan sayur.

"Tolong dapur MBG cek kesehatannya, masa ini ada ulatnya. Tidak baik untuk anak-anak. Dengan terpaksa, makanan ini tidak kami bagikan kepada siswa. Mohon diperhatikan higienis dan kesehatannya di dapur MBG," ungkap perekam video tersebut.

Insiden ini terjadi pada Rabu (14/9/2025) di SDN 1 Karang Agung, Kecamatan Semaka, di mana makanan tersebut dikirim oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Pekon Sudimoro.

Perekam video juga menyampaikan bahwa kegiatan santap MBG langsung dihentikan setelah penemuan tersebut.

Sulaiman, salah satu orangtua murid menyatakan, keputusan sekolah untuk membatalkan pembagian MBG adalah langkah yang tepat.

"Untung ketahuan, coba kalau sudah dibagi dan dimakan, yang jadi korban kan anak-anak kami," kata Sulaiman saat dihubungi pada Kamis (25/9/2025), dilansir TribunJatim.com dariTribun Timur

Hingga saat ini, Ketua Satgas MBG Provinsi Lampung, Saipul, belum memberikan konfirmasi atau keterangan resmi mengenai insiden tersebut.

Sosok Wakil BGN

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Sony Sanjaya mengatakan, selama 9 bulan berjalan belum ditemukan unsur kesengajaan dalam insiden keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG).

BGN memastikan, jika ditemukan unsur kesengajaan maka pelaku bisa dipidanakan.

Baca juga: Kisah Korban Gempa di Bondowoso, Suniyarti Lari Gendong Cucu Kembar Sebelum Rumahnya Ambruk

"Belum ada (yang dipidanakan), semua tidak ada unsur kesengajaan. Sebagian besar masih berprogres (diselidiki)," kata dia saat ditemui di Cibubur, Jawa Barat, Kamis (26/9/2025) dikutip TribunJatim.com via Wartakota, Jumat (26/9/2025).

Ia memaparkan, jika terjadi insiden keamanan pangan maka dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dibekukan sementara setidaknya 14 hari.

Kepolisian akan melakukan penyelidikan  dengan mengumpulkan keterangan serta alat bukti.

Tim Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga turun mengambil sampel makanan dan melakukan uji laboratorium.

Saat SPPG berhenti beroperasi sementara, BGN akan mengkaji dan evaluasi kelaiakan SPPG bersangkuatan apakah diizinkan kembali beroperasi atau tidak.

"Kami lihat fasilitasnya. Kalau fasilitasnya telah dilakukan perbaikan, kemudian perbaikan, bisa saja diizinkan dikeluarkan," tutur dia.

BGN selama September ini telah menghentikan operasional sementara SPPG di Garut, Jawa Barat (1 SPPG),.Tasikmalaya, Jawa Barat (1 SPPG), Banggai, Sulawesi Selatan (1 SPPG) Cipongkor, Bandung Barat, Jawa Barat (kasus terbaru).

Dari catatan BGN, kasus keracunan MBG selama 9 bulan ini berdampak pada 4.711 penerima manfaat dengan jumlah porsi MBG yang dibuat dan disebarkan sekitar 1 miliar porsi.

Program MBG sendiri diluncurkan pada 6 Januari 2025 yang menargetkan 82,9 penerima mulai dari siswa SD – SMU atau sederajat.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved