Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Entertainment

Keponakan Artis Ikut Jadi Korban Salah Sasaran Polisi saat Demo, Dihajar Padahal Beli Tahu Bulat

Keponakannya sedang membeli tahu bulat di pinggir jalan sebelum terkena hajar polisi.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram/chikajessica88
KORBAN KEKERASAN POLISI - Keponakan artis sedang membeli tahu bulat di pinggir jalan sebelum terkena hajar polisi. Akibatnya, korban alami luka-luka memar di tubuh. 

TRIBUNJATIM.COM - Artis dan presenter Chika Jessica meluapkan kekesalannya di media sosial saat keponakannya menjadi korban salah sasaran polisi.

Chika Jessica mengungkap, keponakannya menjadi korban pemukulan aparat kepolisian saat membubarkan aksi demonstrasi di Bandung.

Padahal, saat itu keponakannya berada di lokasi tanpa sengaja.

Baca juga: Beli Motor Rp20 Juta, Ayah Bawa 4 Karung Uang Koin Hasil Anaknya Nabung selama 5 Tahun

Akibat kejadian tersebut, si keponakan mengalami luka memar di beberapa tubuhnya.

"Keponakan saya menjadi korban pemukulan oleh polisi di Bandung. Polisinya sedang mengejar pedemo berlarian sambil memukul secara random," ungkap Chika Jessica, dilansir dari Kompas.com, Rabu (3/9/2025).

Menurut Chika Jessica, keponakannya sedang membeli tahu bulat di pinggir jalan sebelum terkena hajar polisi.

"Posisi keponakan saya baru pulang kerja dan sedang jajan di gerobak tahu bulat, sedang diam.

Tapi tiba-tiba diseret dan dipukul kepalanya oleh polisi," tulis Chika Jessica.

Teman-temannya sempat mengingatkan polisi tersebut bahwa keponakan Chika Jessica bukan peserta aksi demo.

"Bahkan teman-temannya pun sudah teriak 'ini mah karyawan Pak, baru pulang kerja'.

Tapi temannya malah ikut kena hantaman pentungan polisi juga," lanjutnya.

Chika Jessica sadar bahwa di saat seperti sekarang ada banyak oknum yang menyusup dalam aksi demo.

Namun, dia meminta polisi juga untuk bisa lebih berhati-hati dalam mengamankan situasi di lapangan.

"Dalam keadaan yang sedang tidak kondusif seperti ini, pasti banyak juga oknum yang mengatasnamakan pendemo.

Padahal dia perusuh. Tapi tolong pak polisi, jangan salah sasaran dong. Nyawa enggak bisa diganti," tuturnya.

Chika Jessica di Tendean, Selasa (29/11/2022).(Kompas.com/Cynthia Lova)
Chika Jessica di Tendean, Selasa (29/11/2022).(Kompas.com/Cynthia Lova)

Gara-gara kejadian tersebut, keponakan Chika Jessica mengalami luka dan trauma.

"Badannya sakit karena diseret dan kepalanya memar di dalam.

Sampai terjadi hal yang tidak diinginkan pada saudara kami," lanjutnya.

Diberitakan, aksi unjuk rasa di Bandung pada Senin, 1 September 2025, berakhir dengan kericuhan yang meluas hingga ke kawasan kampus.

Aksi unjuk rasa awalnya digelar oleh sekelompok massa yang mayoritas mengenakan pakaian serba hitam di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung.

Menjelang sore hari, situasi mulai memanas ketika massa melemparkan benda-benda seperti petasan, bom molotov, dan batu ke arah gedung dewan.

Upaya mereka untuk masuk ke dalam gedung tidak berhasil.

Baca juga: Cara Culas Staf Marketing Bank BUMN Raup Rp3,8 M Terkuak, Modus Penyaluran KUR

Setelah pembubaran di depan Gedung DPRD, ketegangan berlanjut dan meluas hingga ke kawasan Jalan Tamansari.

Tepatnya di sekitar lingkungan kampus Universitas Pasundan (Unpas) dan Universitas Islam Bandung (Unisba), pada malam hari.

Menurut pihak kepolisian, sekitar pukul 23.00 WIB, massa kembali berkumpul di Tamansari dengan jumlah sekitar 200 orang.

Mereka berpakaian hitam, menutup wajah, serta membawa batu dan kayu.

Kapolda Jawa Barat menyatakan bahwa patroli gabungan skala besar yang dilakukan pada pukul 21.00 WIB mendapat serangan berupa lemparan batu dan bom molotov dari massa.

Hal ini yang kemudian memicu tindakan pembubaran oleh aparat.

Kisah serupa juga dialami driver ojek online (ojol) Moh Umar Amarudin (30).

Menjadi korban kericuhan demo di Jakarta, ia menceritakan kronologi kejadian yang ia alami pada Kamis (28/8/2025) malam.

Umar mengatakan, saat itu ia baru saja menurunkan penumpang dan hendak beristirahat setelah salat magrib di sebuah masjid yang tidak jauh dari lokasi kejadian.

Usai salat magrib, ia melihat karumunan orang-orang di depan masjid.

Umar pun lantas melihat keramaian tersebut.

Ternyata saat itu polisi tengah membubarkan warga yang sedang melihat kericuhan demonstrasi.

Baca juga: Siswa SMP Ikut ANBK di Area Kuburan Tuai Sorotan, Guru Miris: 80 tahun Merdeka

"Saya habis narik, abis nurunin penumpang terus ke masjid buat salat magrib," ujar Umar kepada Tribun Jabar melalui panggilan video, Senin (1/9/2025).

"Lagi istirahat di masjid habis salat magrib lihat di depan masjid ramai, polisi lagi bubarin warga yang lihat demo," imbuhnya.

"Jadi bukan yang demo, kan di situ banyak warga berkumpul lihat demo, nah dibubarin sama polisi," papar Umar.

Umar menjelaskan, saat ia akan melihat kerumunan tersebut, tiba-tiba terkena gas air mata dan ditarik aparat.

Saat ditarik aparat, Umar berusaha menjelaskan bahwa ia bukan pendemo.

"Saya lihat ke depan kena gas air mata perih," ucap Umar.

Namun, hal itu diduga tidak digubris aparat hingga Umar dipukuli dan terluka.

"Terus ada yang narik polisi, kata saya, saya bukan pendemo, saya ojol, saya lihatin (identitas), saya juga pakai jaket ojolnya, saya ditarik dipukulin, disitu enggak sadar," tutur dia.

Moh Umar Amarudin saat berbincang dengan wartawan Tribun Jabar melalui sambungan video call, Umar menceritakan kronologi kejadian, Senin (1/9/2025).
Moh Umar Amarudin saat berbincang dengan wartawan Tribun Jabar melalui sambungan video call, Umar menceritakan kronologi kejadian, Senin (1/9/2025). (Tribun Jabar/M Rizal Jalaludin)

Dari kejadian ini, Umar kehilangan handphone yang ia pakai untuk bekerja sebagai driver ojol.

Beruntung, sepeda motornya terparkir aman di halaman masjid.

"Motor aman soalnya diparkirin di masjid, HP hilang enggak tahu kemana."

"Saya ke rumah sakit dibawa sama ambulans, dari situ enggak sadar apa apa," kata Umar.

Umar menyebutkan, berdasarkan keterangan dokter, ia mengalami patah tulang iga.

"Kata dokter tulang iga patah satu," jelasnya.

Diketahui, Umar dirawat di RS Pelni Jakarta, kondisinya saat ini berangsur membaik.

Umar mengatakan, hari ini dokter telah membolehkan pulang ke rumah.

"Alhamdulillah hari ini kata dokter diperbolehkan pulang."

"Sekarang masih ngurus administrasi dulu, nunggu petunjuk dokter, jam berapa pulangnya belum tahu," tandas Umar.

Baca juga: Bu Guru Niat Bantu Temannya Beli Mobil Malah Harus Dipenjara 1,5 Tahun

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved