Gara-gara Walk Interview, Ribuan Mahasiswa Serbu Bursa Kerja Pemkot Surabaya
"Saya lulusan ekonomi di salah satu kampus swasta di Surabaya. Setiap ada bursa kerja pasti saya datangi,"
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ribuan pencari kerja, mayoritas dari lulusan perguruan tinggi menyerbu Gedung Wanita Candra Kencana sejak Selasa (9/5/2017) pagi.
Mereka berupaya untuk memperebutkan sebanyak 1.617 lowongan kerja yang disediakan dalam Bursa Kerja Terbuka oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya.
Kegiatan ini disenggarakan dua hari hingga Rabu (10/5/2017) mendatang.
Sandra Alina (23) salah satu peserta yang ikut mendaftar dalam bursa kerja ini mengaku tertarik dengan bursa kerja kali ini lantaran sudah lama menganggur.
"Saya lulusan ekonomi di salah satu kampus swasta di Surabaya. Setiap ada bursa kerja pasti saya datangi," kata Sandra.
Baca: Menikmati Tradisi Leluhur Lewat Jazz Kampoeng Djawi
Ia mengatakan salah satu keunggulan bursa kerja yang diadakan pemkot adalah adanya walk interview.
Dengan begitu ia bisa mengeluarkan potensinya bukan hanya meletakkan aplikasi lamaran kerja.
Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya Irna Pawanti mengatakan membuka bursa kerja ini adalah kegiatan rutin yang dihelat riga bulan sekali.
Kali ini ada 1.617 lowongan kerja yang disediakan. Yang berasal dari 40 bidang kerja.
"Ada banyak sektor yang kami sediakan dengan kerja sama dengan banyaj perusahaan. Ada sektor industri, perdagangan, perhotelan, keuangan dan juga bidang jasa," ulas Irna.
Baca: 500 Koperasi di Sidoarjo Bangkrut dan Gulung Tikar, ini Penyebabnya
Agar bisa diketahui oleh banyak kalangan, bursa kerja terbuka ini sudah diinformasikan luas ke masyarakat. Lewat website Sinas Tenaga Kerja maupun melalui website pemkot.
"Hari ini ada 4.485 orang yang mengambil karcis pendaftaran. Targetnya bisa diikuti sekitar 8000 an. Karena kan masih ada besok," ucapnya.
Menurutnya saat ini, meski sudah banyak pembuka lowongan kerja kewat online, cara offline seperti ini masih dibutuhkan. Sebab masih banyak tidak semua rekrutmen online bisa mengatasi kebutuhan perusahaan.
"Kalau ada offline begini perusahaan bisa melihat langsung pelamar kerjanya. Dan bisa menilai emosinya juga," katanya.
Menunurtnya dengan adanya bursa karir semacam ini tingkat serapannya memang tidak banyak. Biasanya hanya 60 persen. Kebanyakan tidak lolos di tahap wawancara. (Surya/Fatimatuz Zahroh)