Bisnis Penukaran Uang Baru Ini Beruntung Besar, Kok Bisa
"Uang baru, Baru!" Teriak Dul, penjual uang baru di Jl Bubutan Surabaya sambil menunjukkan lembaran uang baru, Kamis (1/6/2017) sore.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - "Uang baru, Baru!" Teriak Dul, penjual uang baru di Jl Bubutan Surabaya sambil menunjukkan lembaran uang baru, Kamis (1/6/2017) sore.
Lembaran uang pecahan baru sudah dikemas dalam plastik bening yang tapi. Dipegang menyerupai kipas untuk ditunjukkan ke pengguna jalan.
"Silakan, uang baru untuk Lebaran. Kalau besok dijual mahal," kembali Mad menggoda pengguna jalan.
Belum lima menit berteriak di pinggir jalan, pengguna motor berboncengan sepertinya suami istri menuju ke arah Mad.
Pengendara motor berboncengan itu pun menepi dan kemudian menawar uang baru.
"Piro Mas. Ini mau tukar Rp 100.000," ucap Ningsih, yang baru dijemput suaminya.
Perempuan ini meminta uang baru semua pecahan Rp 2.000. Seperti yang berlaku pada pembeli lain, Mad menentukan selisih 10.000 dari nilai uang yang mau ditukar.
Namun Ningsih meminta dipotong Rp 10.000 ketimbang membayar Rp 110.000. "Ya sudah. Tapi ini dijamin asli ya," Ningsih meminta kepastian ke penjual.
Demikianlah Tarif yang dikenakan para tukang jasa tukar uang baru untuk Lebaran di Surabaya. Rata-rata memberlakukan tarif 10 persen dari total nilai uang lama yang mau ditukar.
Bahkan semakin banyak uang yang mau ditukar semakin besar keuntungan tukang jasa tukar uang ini. Bahkan secara umum, keuntungan mereka juga berlipat karena banyaknya orang yang menukar uang.
Para pedagang yang ditemui Surya mengakui bahwa membuka lapak jasa tukar uang baru adalah bisnis menggiurkan menjelang Lebaran. Paling sepi sekali pun, pedagang bisa membawa untung minimal Rp 100.000 sehari.
Mad yang terus semangat mencegati para pengguna jalan tidak sendirian. Dia dibantu kakaknya untuk ikut merebut animo calon konsumen menukar uang baru.
Keduanya kompak untuk menggoda pengguna jalan agar mampir untuk menukar uang baru.
"Murah-murah. Silakan," teriak Sis, kakak Mad yang kompak membuka jasa tukar uang baru.
Kepada Surya, Sis mengaku bahwa dirinya selalu menantikan momen Ramadhan hanya untuk jualan uang baru. Setiap hari, Sis hanya bekerja serabutan.