Sistem Penerimaan Siswa Diubah, Orang Tua Takut Anaknya Gagal Masuk Sekolah Favorit
Terutama para orang tua yang merasa rumahnya “nanggung” dan terlalu jauh ke SMPN manapun.
Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Sejumlah orang tua siswa khawatir anaknya tidak diterima masuk ke SMPN, terutama sekolah favorit karena sistem zonasi yang diterapkan.
Mereka adalah para orang tua yang merasa rumahnya “nanggung” dan terlalu jauh ke SMPN manapun.
Mereka yang khawatir berasal dari Desa Serut, Wajak dan sekitarnya. Wilayah ini memang cukup jauh dari SMP manapun. Misalnya ke SMP Boyolangu jaraknya lebih dari tiga kilometer.
Untuk ke wilayah kota, jaraknya lebih dari tiga kilometer. Sehingga dengan sistem zonasi yang diterapkan, anak mereka dipastikan mendapat skor rendah. Kalah dengan calon siswa yang tinggal di wilayah kota.
“Mau daftar ke SMP manapun, skornya pasti kalah. Karena jarak semua sekolah jauh dari tempat tinggal kami,” ujar seorang orang tua calon siswa, Karti, Senin (12/6/2017), saat ditemui di SMPN 1 Tulungagung, salah satu sekolah favorit, yang banyak diserbu orang tua.
Baca: Pinjam Motor Pacar untuk Beli Onderdil, Pemuda ini Malah Kena Batunya
Sebelumnya Karti sudah datang ke SMPN 2 Tulungagung, sekolah yang paling dekat dengan tempat tinggalnya.
Namun ternyata panitia PPDB sekolah ini sudah tidak menerima calon siswa yang rumahnya lebih dari 1,5 kilometer. Alasannya untuk jarak tersebut pagunya sudah melebihi.
Karti ragu untuk mendaftar ke SMPN Boyolangu. Sebab meski dianggap sekolah pinggiran, jarak dari rumahnya lebih jauh lagi. Karti akhirnya memilih antre bersama ratusan pendaftar lain, di SMPN 1 Tulungagung.
“Saya inginnya anak saya dapat sekolah negeri yang berkualitas, dan tidak jauh dari rumah,” ucap Karti penuh harap.
Selain zonasi, dokumen kependudukan ternyata juga menjadi masalah. Seperti yang diungkapkan Sutrisno yang tinggal di wilayah kota.
Sutrisno selama ini masih belum sempat mengurus surat pindah, sehingga kartu keluarga (KK) masih di alamat lama, di Kecamatan Boyolangu.
Baca: Lamongan Heboh, Siswa SMP Unggah Foto Porno Cewek Ingusan ke Facebook
Karena KK di Kecamatan Boyolangu, Sutrisno kesulitan mendaftarkan anaknya di SMPN 1 Tulungagung.
Sebab jika memaksa menggunakan KK yang ada, maka skor anaknya sangat kecil karena jarak Boyolangu ke kota lebih dari lima kilometer. Sutris tidak ada pilihan kecuali melalui jalur kompetensi.
“Mau tidak mau saya memilih mendaftarkan lewat jalur kompetensi. Panitia memberikan sejumlah tes untuk menentukan lolos tidaknya,” ungkap Sutrisno. (Surya/David Yohanes)