Laju Kereta Api Makin Cepat dan Perjalanan Ditambah, Waspadai Jika Lewat Perlintasan ini
PT KAI memperingatkan kenaikan frekuensi perjaanan kereta api selama masa mudik dan balik lebaran.
Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) memperingatkan kenaikan frekuensi perjaanan kereta api selama masa mudik dan balik lebaran.
Peringatan ini dikeluarkan, karena hingga saat ini ada sekitar 30 perlintasan di Kabupaten Tulungagung yang tidak dijaga alias tidak berpalang pintu.
Data dari PT KAI Daerah Operasional (Daops) 7 Madiun, tota perlintasan sebidang di Kabupaten Tulungagung sebanyak 44 perlintasan.
Dari jumlah tersebut hanya 14 yang dijaga dan dilengkapi palang pintu. Sedangkan 20 dilengkapi early warning system (EWS)tanpa palang, dan 10 perlintasan tidak dijaga maupun perlintasan liar.
“Kami perlu ingatkan masyarakat terkait peningkatan jumlah perjalanan kereta api. Diharapkan masyarakat lebih waspada saat akan melintas di perlintasan kereta api,” terang Manajer Humas Daops 7 PT Kai, Supriyanto.
Baca: Kerupuk Kulit Sapi made in Waluyo, Oleh-oleh yang Diburu Untuk Mudik Lebaran
Selama ini, Kabupaten Tulungagung dilintasi 40 perjalanan kereta api. Namun selama masa mudik dan balik lebaran, ada kenaikan enam perjalanan kereta api, hingga menjadi 46 perjaanan.
Masyarakat diminta taat pada rambu di setiap perlintasan, dan selalu memperhatikan kanan dan kiri sebelum melintas.
“Pemerintah sudah melengkapi rambu di setiap perlintasan. Masyarakat harus memperhatikan itu, karena kecelakaan terjadi mayoritas karena mengabaikan rambu peringatan yang ada,” tambah Supriyanto.
Apalagi saat ini kecepatan kereta api yang melintas juga bertambah secara signifikan.
Sebab sejak bulan April lalu, PT KAI telah merevitalisasi rel kereta api.
Baca: Belajar Otodidak, Napi Pencurian ini Bikin Alquran Raksasa, Karyanya Dipajang di Masjid Agung
Sebelumnya kecepatan kereta api di Kabupaten Tulungagung antara 60 hingga 70 kilometer per jam, sekarang meningkat hingga mencapai 90 kilometer per jam.
Karena itu, Supriyono berharap masyarakat tidak ceroboh menerobos perlintasan. Jika sudah melihat kereta api dari kejauhan, lebih baik berhenti dan menunggu hingga kereta lewat.
“Biasanya warga nekat melintas karena berpikir kereta masih jauh. Awas, sekarang kecepatannya meningkat drastis. Jangan coba-coba melakukan hal itu lagi,” tandas Supriyono. (Surya/David Yohanes)