Kampus di Surabaya
Wali Calon Mahasiswa Baru Unair Protes dan Serbu Kampus, Baru Pulang Pukul Dua Dini Hari
Sejumlah orang tua dari calon mahasiswa baru Universitas Airlangga C Surabaya terlihat kelelahan saat menunggu keputusan lanjutan dari pihak terkait.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sejumlah orang tua dari calon mahasiswa baru Universitas Airlangga C Surabaya terlihat kelelahan saat menunggu keputusan lanjutan dari pihak terkait.
Mereka tidak hanya berasal dari kota pahlawan saja, namun juga dari sejumlah wilayah lain di Jatim seperti Kediri, Sidoarjo, Mojokerto, hingga Malang.
Para orang tua terlihat kelelahan, wajah lusuh, badan lunglai, bahkan raut muka terlihat aura pasrah akan keputusan yang akan diterima kedepannya.
Seorang Ibu calon mahasiswa baru bernama Indrayati (41) asal Malang, mengaku dirinya tiba di kampus Unair usai menunaikan buka puasa pada Jumat (23/6/2017) malam.
Baca: Pembelaan Unair Terkait Kesalahan Teknis yang Akibatkan Calon Mahasiswa Batal Diterima
Dirinya mengaku tidak puas dengan keputusan sepihak yang dikatakan pihak Unair.
"Sudah saya bela-belain jauh-jauh, tapi hasilnya begini. kasihan anak saya, dia cuma ingin kuliah di universitas negeri. untung saja belum bayar," terangnya.
Dia mengimbuhkan dirinya dan suaminya sampai rela cuti kerja demi memperjuangkan hak putrinya itu.
Hampir sama halnya dengan Indrayati, Soedrajat (56) mengatakan dirinya juga tidak puas dengan apa yang dikatakan pihak managemen unair.
Baca: VIDEO: Sekretaris Rektor Unair Disoraki Saat Tawarkan Solusi Ini pada Camaba yang Batal Diterima
"Saya herannya kampus negeri yang elit ini kok bisa ya sampai fail begini, fatal loh ini. korbannya bukan perorangan yang sedikit, tapi ratusan. kasihan yang datang jauh-jauh dari luar kota," ujar pria asal Candi, Sidoarjo itu.
Sekitar pukul 02.00 WIB, Sabtu (24/6/2017) sejumlah orang yang berada disana akhirnya meninggalkan lokasi semula dan memilih pulang.
Namun mereka pergi dengan menggerutu dan kecewa pada hasil yang disampaikan saat mediasi.