Mahasiswa ITS Surabaya Buat Alat Pengurang Kadar H2S dalam Energi Alternatif Biogas, Ini Kendalanya
Dari masalah tersebut, jadilah ide pembuatan alat pengurang kadar H2S oleh tim PKM dari mahasiswa Teknik Fisika ITS Surabaya.
Penulis: Triana Kusumaningrum | Editor: Alga W
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Triana Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Limbah kotoran sapi yang biasanya tak begitu banyak dimanfaatkan, ternyata bisa dijadikan energi biogas.
Adanya pemanfaatan sumber energi alternatif yang terbarukan merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan di masyarakat.
Seperti pemanfaatan limbah kotoran sapi untuk disulap menjadi biogas yang telah dilakukan warga Nongkojajar, Malang, Jawa Timur.
Baca: Sampah Cemari Kali Surabaya, Akan Ada Petugas Buat Pergoki Warga yang Nyampah Sembarangan
"Tapi di daerah tersebut kualitas kandungan biogas masih kurang baik," ujar mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Dhirga Kurniawan, Senin (10/7/2017).
Hal ini karena komposisi biogasnya mengandung gas polutan berupa CO2 atau karbondioksida.
Selain juga mengandung H2S atau hidrogen sulfida yang berbahaya dan membuat korosi lebih cepat.
Dari masalah tersebut, jadilah ide pembuatan alat pengurang kadar H2S oleh tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari mahasiswa Teknik Fisika ITS Surabaya.
Mereka terdiri dari Radian Indra, Endlys Devira Y, Layly D E, Eka Wahyu P, dan Dhirga Kurniawan.
Baca: Jadi Puncak Tertinggi di Lampung, di Gunung Pesagi Ada Tujuh Sumur yang Penuh Keajaiban
Dalam pembutaan alat ini, mereka juga sempat menemui beberapa kesulitan dan kendala.
"Kesulitan yang dihadapi yaitu mengurangi kebocoran gas yang ada pada alat purifikasi agar tidak ada gas yang terbuang. Selain itu berkaitan dengan kalibrasi gas yang memang cukup sulit untuk dilakukan," ujar Dhirga.
Untuk bahan atau material pembuatan alat tersebut, mereka tidak menemui kendala.
Apalagi semua material atau bahan bisa didapatkan di Indonesia tanpa harus impor.