Inilah Calon Jamaah Haji Termuda dan Tertua di Kediri
Warga Desa Ploso Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri ini masih berusia 19 tahun.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Edwin Fajerial
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Ahmad Kholid Al Hafiy menjadi Calon Jamaah Haji (CJH) termuda di Kabupaten Kediri.
Warga Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri ini masih berusia 19 tahun.
Pemuda yang lahir pada 19 Maret 1998 bakal berangkat ke tanah suci pada tahun ini dengan nomor pasport B6687768.
Sedangkan CJH tertua bernama Ngaelah warga Dusun Gilang, Desa Plosorejo, Kecamatan Gampengrejo.
Wanita kelahiran 1 Januari 1930 itu tercatat berumur 87 tahun.
"Secara simbolis Bupati Kediri Haryanti Sutrisno menyerahkan buku pedoman haji pada saat pembinaan bimbingan manasik haji massal segaligus pelepasan di basement Simpang Lima Gumul (SLG)," ujar Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag Kabupaten Kediri, H Imron Rosadi, Rabu (12/7/2017).
Menurutnya, pada musim haji 2017 kuota haji dalam kondisi normal.
Setidaknya, saat ini tercatat ada sebanyak 1244 CJH yang akan berangkat menunaikan rukun islam yang kelima itu.
Dikatakanya, CJH Kabupaten Kediri mendapat urutan kloter yang pertama.
Untuk itu segala persiapan menjelang pemberangkatan CJH itu telah dipersiapan secara matang.
"Kloter pertama ada 445 CJH. Yang terbagi menjadi 10 rombongan bus," ungkapnya.
Menurut dia, manasik haji yang diberikan langsung oleh Drs KH Hamam Thantowi ini merupakan pembekalan yang diberikan kepada CJH terkait tata cara proses ibadah haji.
Mulai dari berangkat ke emberkasi Sukolio, menuju ke Bandara Juanda sampai tiba ke bandara Jeddah Madinah.
"Pada manasik ini yang paling penting adalah CJH diharapkan mandiri sehinga tidak ada kendala selama proses beribadah haji. Termasuk pemberitahuan terkait pola pemberangkatan menuju ke embarkasi Sukolilo sampai ke Madinah 9 hari langsung ke Mekkah," ungkapnya.
Ditambahkannya, dari pengalamannya ada sejumlah hal yang sering salah yang dilakuakn CJH saat berada di tanah suci.
Biasanya, banyak CJH yang sering salah sewaktu memakai pakaian ihram.
"Banyak CJH yang salah istilahnya saat memakai ihram. CJH masih menggunakan atribut yang masih berjahit. misalnya celana dalam," imbuhnya.
Menurut dia, pada tahun ini ada peningkatan yang cukup signifikan CJH Kabupaten Kediri yang berangkat berhaji.
