Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Inilah Usaha Sukses Puluhan Mantan TKI usai Mengais Modal Dolar di Negeri Orang

“Waktu seperti berjalan cepat, tahu-tahu sudah tua saja. Sementara selama ini kita tidak pernah ditunggui suami,”.

Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
SURYA/DAVID YOHANES
Seorang mantan TKI, yang menjadi anggota perhimpunan Bina Keluarga TKI/TKW Purna Sempulur, Tutik Suprihatin (42) tengah menunggu stan produk mantan TKI di Disnakertrans Tulungagung. 

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Awal tahun 2006 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tulungagung merintis kelompok pendampingan purna TKI dan keluarga TKI di Kalidawir.

Pada tahap awal, yang diikutkan pembinaan adalah istri Ketua RT atau Ketua RW. Harapannya ibu-ibu ini bisa merangkul para purna TKI dan keluarganya.

Kini setelah 11 tahun, di Kalidawir perhimpunan purna TKI dan keluarga TKI ini sudah mempunyai 65 anggota.

Sekitar 80 pesen di antaranya adalah mantan TKI, sisanya adalah keluarga TKI. Para mantan TKI tersebut merintis dan mendirikan usaha di kampung halamannya usai mengais dan mendapat modal dari gaji dolar dan ringgit yang didapat selama bekerja di negeri orang.

Perhimpunan yang diberi nama Bina Kelaurga TKI/TKW Purna Sempulur ini untuk merintis kemandirian ekonomi bagi anggoanya.

“Rata-rata anggota mantan TKW yang lebih dari dua kali kontrak di luar negeri. Harapannya mereka tidak lagi balik ke luar negeri, tapi punya usaha sendiri di Tulungagung,” terang Sulistiyawati (43), Ketua Perhimpunan Mantan TKI dan Keluarga TKI Wilayah Kalidawir.

Sulis sebenarnya tidak pernah menjadi TKW. Namun suaminya adalah seorang TKI yang bekerja di Brunei Darusalam. Dia merasakan bagaimana beratnya hidup ditinggal bekerja ke luar negeri.

“Waktu seperti berjalan cepat, tahu-tahu sudah tua saja. Sementara selama ini kita tidak pernah ditunggui suami,” ucapnya.

Karena itu, Sulis tergerak untuk bergerak membina para TKI dan keluarganya. Berbagai pelatihan wisa usaha pun dilakukan. Mulai dari membuat kue, memasak, hingga budidaya ikan konsumsi.

Berbagai produk sudah dihasilkan para anggota. Seperti aneka keripik, keset, kaus, ikan dan bahkan ada yang membuka katering bersama-sama.

Jika ada pesanan, setiap anggota dilibatkan untuk membuat bagian masing-masing.

“Misalnya yang satu mengerjakan sayurnya, satu mengerjakan ikan, satu mengerjalan ayam terus nanti berhimpun. Kemudian diantar ke pemesan sebagai sebuah kateriang yang utuh,” ungkapnya.

Ada pula anggota yang menekuni usaha pertanian hidroponik. Atau budidaya ikan lele, gurami dan ikan patin. Namun sampai saat ini belum ada sekretariat yang bisa digunakan untuk purna TKI ini.

Akibatnya sering kali mereka kesulitan memasarkan produknya bersama-sama. Selama ini anggota mengandalkan koperasi, atau Disnakertrans untuk membuka pasar.

"Harapannya semakin banyak purna TKI yang bergabung, dan menguatkan upaya merintis kemandirian ekonomi ini. Tidak perlu lagi balik ke luar negeri, kita berusaha lebih berdaya di Tulungagung," ucap Sulis.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved