Mendikbud Jelaskan Sekolah 5 Hari dan Full Day
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Muhadjir Effendy kembali menjelaskan terkait keputusan untuk memberlakukan sekolah 5 hari dan full
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Muhadjir Effendy kembali menjelaskan terkait keputusan untuk memberlakukan sekolah 5 hari dan full day school.
"Pada rapat kabinet terbatas 5 Februari lalu diputuskan Mendikbud diminta mensinkronkan antara libur sekolah dengan libur pegawai pada umumnya," ungkap Prof Muhadjir Effendy pada Seminar Nasional Pendidikan di Aula SMP Pawyatan Daha 1, Minggu (16/7/2017).
Dijelaskan, tujuan mensinkronkan libur itu supaya keluarga mempunyai waktu untuk memberikan pendidikan karakter kepada anak. Sehingga pendidikan karakter tidak hanya dibebankan kepada sekolah saja.
Sedangkan mengenai sekolah full day school hanya menambah 1 jam 20 menit untuk SD yang berlangsung hingga pukul 12.10 WIB.
Untuk SMP akan berlangsung sampai 13.20 WIB sehingga tidak akan menggangu siswa yang melakukan sekolah madrasah diniyah (madin) atau ekstra lainnya di luar jam sekolah.
Mendikbud juga mengklarifikasi terkait isu penghapusan mata pelajaran agama itu tidak benar.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2017 itu mengamanatkan sekolah dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan karakter yang sesuai dengan nilai karakter utama religiositas atau keagamaan.
"Justru nantinya kita berharap sekolah bisa bekerja sama dengan madrasah diniyah untuk memperkuat pendididikan karakter anak," ungkapnya.
Pada kesempatan itu Mendikbud juga memberikan apresiasi kepada SMP Pawyatan Daha 1 atas penerapan kurikulum yang bisa menjadi contoh sekolah lain di seluruh Indonesia.
Harapannya bukan hanya sekolah negeri saja yang memiliki prestasi baik.
Sementara Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menyebutkan, SMP Pawyatan Daha sudah menetaskan siswa-siswa yang sekarang sukses dan banyak yang menjadi menteri, anggota DPR RI, bupati atau walikota.
"Jadi saya mengingatkan bahwa prospek sekolah swasta khususnya di Kota Kediri sangat bagus dan besar, karena Kota Kediri saat ini sedang gencar-gencarnya mempromosikan pendidikan," jelasnya.
Di SMP Pawyatan Daha 1 ini ada kurikulum yang tertegrasi dengan P4GN. Kurikulum ini lahirnya di Kota Kediri, sehingga menjadi percontohan sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.
Baca: Karena Pertimbangkan Tiga Poin Ini, Dewan Pendidikan Jatim Keberatan Soal Penerapan Full Day School
Ditambahkan, untuk meningkatkan integritas siswa, Kota Kediri melalui dana APBD sudah melaksanakan ujian nasional berbasis komputer 100 persen, untuk SMP, MTS, SMA, MA, dan SMK.
"Semua sekolah tanpa memandang negeri atau swasta, maupun madrasah telah mendapatkan bantuan sarana prasarana untuk pelaksanaan UNBK," tambahnya.
Sementara untuk anak berkebutuhan khusus, tahun ini Pemerintah Kota Kediri membuka 11 sekolah inklusi, sehingga total memiliki 16 sekolah inklusi.
“Kota Kediri juga memiliki program belajar Bahasa Inggris gratis. Alhamduillah sekarang sudah memiliki 249 kelas dengan total peserta 3.857 orang yang terdiri anak-anak, remaja dan orang dewasa. Pogram ini untuk menambah daya saing masyarakat Kota Kediri," jelasnya. (Surya/ Didik Mashudi)