Marak Sewa Kamar Kos Abal-abal di Kota Blitar, Ternyata untuk Bisnis Esek-esek, Tarifnya Pahe

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR – Banyaknya tempat kos di Kota Blitar yang tak berijin dan digunakan tidak sebagaimana mestinya disikapi serius oleh Pemkot setempat.

Petugas Satpol PP akan mendata ulang jumlah tempat kos di wilayah Kota Blitar.

Pendataan itu bertujuan untuk menertibkan usaha tempat kos yang belum berizin sekaligus untuk mempermudah pengawasan bisnis kos-kosan di Kota Blitar.

Kabid Ketertiban Umum (Trantibum) dan Linmas Satpol PP Kota Blitar, Ronny Yoza P mengatakan, pendataan ulang tempat kos akan dimulai pekan depan.

(Antar Istri, Pria ini Ditodong Pistol Bersandi Aneh oleh Rampok Toko Emas di Tulungagung)

Sesuai Perda baru (Trantibum) usaha kos yang memiliki kamar lebih dari 10 harus memiliki izin.

"Prakteknya, sekarang ini masih banyak tempat kos belum mengantongi izin,” katanya, Minggu (20/8/2017).

Saat ini, bisnis kos di Kota Blitar semakin menjamur. Data terakhir, jumlah tempat kos di Kota Blitar sekitar 360 tempat kos. Dari total itu, yang sudah memiliki izin baru 50 tempat kos.

Selain itu, dia juga mendapat informasi ada alih fungsi tempat kos. Sebagian tempat kos disewakan untuk bisnis esek-esek.

(Anaknya Nyanyi Lagu Berkibarlah Berderaku, Istri Mantan Teroris ini Menangis dan Ingat Suami)

Namun, yang menyewakan bukan pemilik tempat kos. Melainkan orang yang ngekos di situ menyewakan lagi ke orang lain untuk bisnis esek-esek.

"Itu tren baru di sini. Sudah ada informasi yang masuk ke kami,” tegas Ronny.

Modusnya, seseorang menyewa kamar di salah satu tempat kos yang posisinya terpisah dengan pemilik kos.

Lalu, penyewa menyewakan lagi kamar kos ke orang lain untuk tempat kencan. Sewa kamar kos per jam Rp 50 ribu alias tarif pahe (paket hemat).

“Mirip hotel, tapi uang sewanya lebih murah,” kata Ronny.