Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Olah Limbah, Mahasiswa UK Petra Ubah Sampah Styrofoam dan Kulit Jeruk Jadi Elemen Interior

Di tangan mahasiswa Desain Interior Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya ini, limbah styrofoam bisa diinovasikan sebagai elemen interior.

Penulis: Triana Kusumaningrum | Editor: Agustina Widyastuti
TRIBUNJATIM.COM/TRIANA KUSUMANINGRUM
Michelli Wirahadi, mahasiswa Desain Interior UK Petra Surabaya yang menginovasi styrofoam dengan kulit jeruk untuk elemen interior. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Triana Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Styrofoam merupakan bahan yang tidak asing lagi ada dalam kehidupan kita sehari-hari.

Kebanyakan dari kita mengenalnya sebagai bahan untuk pembungkus atau pengepakan seperti ikan segar dan makanan.

Setelah digunakan, styrofoam akan berakhir menjadi sampah begitu saja.

Sedangkan sampah styrofoam sangat sulit untuk terurai di tanah, bahkan membutuhkan waktu yang sangat lama.

( Ubah Warna Rambut Lagi, Joy Red Velvet Dipuji Makin Cantik, Kayak Apa Sih Penampilannya? )

Di tangan mahasiswa Desain Interior Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya ini, limbah styrofoam bisa diinovasikan sebagai elemen interior.

Limbah styrofoam yang dijadikan elemen interior harus diolah dengan bahan lain.

"Saya mencoba gabungin sampah styrofoam yang sering kita temui dengan kulit jeruk untuk menjadi elemen interior, daripada menjadi sampah," ujar Michelli Wirahadi, mahasiswa Desain Interior UK Petra Surabaya, Kamis (24/8/2017).

( Mendekam Dibalik Sel, Penampilan Terbaru Ello Bikin Netter Buyar: Duh, Bulunya Kagak Nahan! )

Styrofoam yang diolah bersama kulit jeruk bentuknya akan seperti lembaran-lembaran fiber yang ringan, transparan, dan mudah dipotong.

"Untuk pengaplikasiannya cukup muda. Bisa digunakan untuk menghias dinding. Cukup dengan disekrup, direkatkan pakai lem, atau dipaku juga bisa," ujar gadis kelahiran Ujung Pandang itu.

Sampah styrofoam yang sulit dan membutuhkan waktu lama untuk menguraikanya, oleh gadis kelahiran 14 Februari 1996 ini diolah bersamaan menggunaan kulit jeruk sehingga bisa digunakan sebagai elemen interior.

"Sampah styrofoam dan sampah kulit jeruk kan mudah kita temui. Jeruk merupakan buah yang banyak kita temui dan setelah makan jeruk, kulitnya dibuang begitu saja. Terus styrofoam juga gitu, setelah dipakai dibuang gitu aja," ujar Michelli Wirahadi.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved