Prihatin pada Kondisi Bangsa, Kompak Adakan Seminar Bertajuk Nasionalisme
Melihat situasi bangsa yang dinilai sedang mengalami gangguan kebhinnekaan, Komunitas Media Pengadilan dan Kejaksaan (Kompak) mengadakan seminar.
Penulis: Aqwamit Torik | Editor: Agustina Widyastuti
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aqwamit Torik
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Melihat situasi bangsa yang dinilai sedang mengalami gangguan kebhinnekaan, Komunitas Media Pengadilan dan Kejaksaan (Kompak) mengadakan seminar kebangsaan.
Seminar tersebut mengambil tema "Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Nasionalisme dalam Semangat Kemerdekaan di Jatim yang Berkeadilan Sosial".
Seminar tersebut digelar di Wyndham Hotel di Basuki Rahmat, Surabaya, Senin (28/8/2017).
Seminar tersebut dihadiri oleh pemateri dari anggota Komisi II DPR RI, Fandi Utomo; Kepala Kejaksaan Negeri Surabaya, Didik Farkhan Alisyahdi; Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol M Iqbal; serta Ahmad Riyadh UB selaku praktisi hukum.
( Inilah Tantangan Bermain Peran dalam Warkop DKI Reborn Part 2 Menurut Vino G Bastian )
Selain memberikan materinya, di dalam acara tersebut juga diisi diskusi yang menarik.
Ketua Kompak, Budi Mulyono berharap komunitas media yang berbasis di Surabaya ini bisa memberikan sumbangsih bagi negara.
"Harapannya, acara ini bisa memberikan sumbangsih pengaruh yang besar bagi bangsa dan negara," ujar Budi Mulyono, Senin (28/8/2017).
Dalam kesempatan tersebut, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol M Iqbal mengatakan dalam hal kebhinnekaan tunggal ika, elemen masyarakat itu sangat diperlukan.
( Kembali Gelar Hearing, Komisi B DPRD Surabaya Pastikan Undang Pedagang Pasar Tanjungsari )
"Kebhinnekaan khususnya di Surabaya harus kita jaga. Tanpa masyarakat, polisi tidak begitu kuat. Strateginya adalah menjaga kebhinnekaan tersebut bersama masyarakat," ujar Kombes Pol M Iqbal.
Sementara itu, Kepala Kejaksaan Negeri Surabaya, Didik Farkhan Alisyahdi mengatakan hukum itu sangat penting juga untuk menjaga nasionalisme dari pribadi seseorang.
"Negara tanpa hukum, bagaimana keselamatan manusia," ungkap Didik Farkhan.
Di tempat terpisah, anggota Komisi II DPR RI, Fandi Utomo menyontohkan nasionalisme dan kebhinnekaan dalam contoh yang simpel.
"Nasionalisme dan kebhinnekaan itu simpel saja, sesimpel kita menaati peraturan yang ada di kehidupan sehari-hari," ujarnya singkat.
Di acara tersebut, selain dihadiri oleh mahasiswa dan anggota organisasinya, turut hadir pula organisasi masyarakat seperti FPI (Front pembela Islam) dan organisasi masyarakat lainnya.