Kasus Bayi Debora Meninggal, 2 Rumah Sakit di Surabaya Ini Janjikan Beri Layanan Maksimal ke Pasien
pihak RS sudah bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Penulis: Manik Priyo Prabowo | Editor: Edwin Fajerial
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Manik Priyo Prabowo
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Menilik kasus bayi Tiara Debora yang mengundang mata publik, dua rumah sakit ternama di Kota Surabaya, Jatim, mengaku komit menerima pasien tanpa pandang bulu.
Seperti yang dijelaskan dr Sinta Customer Service Lessons RS Siloam, pihak RS sudah bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
"RS Siloam sudah komitmen bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Tentunya kami akan terima pasien pengguna BPJS tersebut," jelasnya saat ditemui TribunJatim.com, Selasa (12/9/2017).
Hanya saja, saat TribunJatim.com menanyakan akan adanya pasien darurat yang tak memiliki identitas atau juga BPJS apakah akan dimintai uang muka sebelum di rawat intensif pihak RS yang berdiri di Jalan Raya Gubeng No 70 ini tak bisa memberikan keterangan.
"Nanti kami sampaikan yang memiliki otoritas untuk menjawabnya. Secepatnya kami hubungi jika sudah ada waktu," elaknya.
Sementara seperti yang diberitakan TribunJatim.com sebelumnya, bayi Debora meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat, pada Minggu (3/9/2017) lalu.
Pihak RS Mitra Keluarha Kalideres disebut tidak menerima penanganan medis bayi Debora yang sekarat lantaran uang muka perawatan dari orangtuanya tidak mencukupi.
"Kalau menilik kasus Bayi Debora kami komitmen akan layani meski pasien darurat atau kritis dan tak beridentitas sekali pun," Marketing Manager RS Primier Surabaya, Iwan Sedijotomo saat ditemui TribunJatim.com.
Malahan, menurut sejumlah hitoris penanganan kesehatan di Unit Gawat Darurat (UGD) pernah ada pasien laki-laki sekarat dan tak memiliki identitas satu pun tetap dilayani petugas medis.
Padahal RS Primier milik dua investor asing dari Australia dan Singapura ini tak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Kendati demikian seluruh pasien darurat terdekat dengan RS Primier akan dilayani sampai kondisinya membaik dan apa bila harus dirujuk maka akan dilakukan rujukan ke RS yang dituju.
"Kalau BPJS Ketenagakerjaan kami kerjasama. Malah RS Primier ditunjuk sebagai RS Trauma Centre BPJS Ketenagakerjaan," papar Iwan.
"Untuk saat ini hampir semua asuransi swasta menjadi mitra. Tapi khusus BPJS Kesehatan kita belum bekerjasama," tandasnya.