Wali Kota Batu Kena OTT
Aneh, Kantor Penyuap Wali Kota Batu Ternyata Tempat Konveksi, Tapi Langganan Menang Tender Besar
Di kantor tersebut tak ada palang nama perusahaaan, tapi berdasarkan data alamatnya sama dengan kantor pengusaha penyuap wali kota batu.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kantor milik Filipus Djap di Jalan Brigjen 48-50 Katamso, kelurahan Kasin, Kota Malang, diketahui sebagai tempat konveksi.
Hal tersebut disampaikan salah seorang kerabat pekerja di sana, Senin (18/9/2017).
"Istri saya kerja konveksi," kata seorang kerabat karyawan di tempat itu. "Baru sekitar setahun ini."
Filipus Djap ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai penyuap Wali Kota Batu Eddy Rumpoko.
(KPK Geledah Kantor Pengusaha Penyuap Wali Kota Batu Eddy Rumpoko)
Di kantor tersebut tak ada palang nama perusahaaan. Namun berdasarkan data yang terhimpun di internet, alamatnya sama dengan kantor PT Dailbana Prima.
KPK menyebut Filipus adalah pemilik PT tersebut. Ia disebut menyuap ER atas proyek pengadaan meubeler yang nilainya di atas Rp 5 miliar.
Nama PT Dailbana Prima banyak terpampang sebagai pemenang tender pengadaan proyek konfeksi. Baik seragam maupun jas almamater kampus.
(BREAKING NEWS - KPK Geledah Ruang Kerja dan Rumah Dinas Wali Kota Batu)
Penelurusan Surya di situs lelang menunjukkan, PT itu pernah memenangkan pengadaan atribut mahasiswa baru Universitas Tadulako Rp 1,3 miliar.
Pada pengadaan lain di kampus serupa, PT Dailbana Prima juga menang tender dengan nilai Rp 1,5 miliar.
Ia juga pernah menang dalam tender pengadaan jas almamater Universitas Brawijaya (UB) tahun anggaran 2015 senilai Rp 2,8 miliar.
(Inilah Foto-foto Penggeledahan Ruang Kerja Wali Kota Batu Oleh KPK dan Saat Eddy Rumpoko Ditahan)
Selain itu, perusahaan tersebut juga pernah menang dalam pengadaan jas almamater mahasiswa baru tahun akademik 2016/2017 Universitas Brawijaya Rp 3 miliar.
Dalam arsip lain di UB, perusahaan itu memenangkan pengadaan jaket mahasiswa baru periode tahun 2015, 2016, dan 2017. Nilai proyeknya saat itu Rp 7,7 miliar.
Catatan Surya, pernah terjadi kasus keterlambatan pembagian almamater di kampus UB pada 2016.
(Ditangkap KPK, Begini Pengakuan Blak-blakan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko)
Ditengarai, PT tersebut juga yang menangani pengadaan saat itu. (Surya/Aflahul Abidin)