Anggota Komisi VI DPR RI Ini Keluhkan Susahnya Tempelkan Uang Elektronik Saat Bayar Tol

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Manik Priyo Prabowo

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Anggota Komisi VI DPR RI, Bambang Haryo meminta pembaca uang elektrik di jalan tol harus lebih peka dari saat ini.

Pernyataan itu ia sebutkan saat meninjau hasil pelaksanaan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di Pintu Tol Sidoarjo I, Sidoarjo, Jatim, Senin (6/11/2017).

"Soalnya sekarang susah harus nempelkan kartu uang elektrik ke alat pembaca," ucapnya.

( Ambruknya Girder Tol Pasuruan - Probolinggo, Polda Jatim Bidik Tiga Orang ini Jadi Tersangka )

"Kalau mobil gak mepet kekanan tak terjangkau. Kalau harus nempelkan kartu juga membutuhkan waktu," tandasnya.

Karena memakan waktu sekitar satu hingga dua detik hal ini masih ia rasa kurang efisien.

10 Adegan Kissing Terpanas Film #Indonesia, Kaget Lihat Artisnya, Ada yang Sampai Nyaris Telanjang! https://t.co/3BSRd0eYuv #KPI #SunsetTrip

— Tribun Jatim (@tribunjatim) November 6, 2017

"Jadi kalau mau cepat harusnya di jarak beberapa centimeter (cm) ya, 10 cm sudah harus kebaca. Maka lebih efektif dan efisien GNNT ini," ujarnya.

( Komisi 6 DPR RI Dikabarkan akan Kunjungi Tol Surabaya Gempol )

Tak hanya itu, Politisi Partai Gerindra ini juga menyoroti uang elektrik yang merugikan pengguna tol.

Bagaimana tidak, jika uang elektrik hilang maka saldo akan dinyatakan hilang dan masyarakat saat membeli uang elektrik tetap harus bayar kartu.

"Harusnya ada nama identitas dan kalau bisa biar tak disalahgunakan oleh orang lain selain pemilik kartu," ucap Bambang Haryo.

( Masyarakat Probolinggo Doakan Waskita Sukses Bangun Tol Paspro )

Teddy Rosadi General Manager PT Jasa Marga (Persero) tbk cabang Surabaya Gempol (Surgem) mengaku keluhan yang disampaikan oleh anggota DPR RI merupakan kewenangan perbankan.