Diangkut Bus Sekolah Pemerintah, Siswa Pegunungan Malah 'Disiksa' Oleh Sang Sopir, Begini Akibatnya
Aneh! Nasib tragis dan mengenaskan dialami para siswa daerah pegunungan di Jatim, saat diangkut bus sekolah yang disediakan oleh pemerintah.
Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Para siswa asal Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung kebingungan. Sebab bus sekolah yang mengantar mereka berhenti di tengah jalan, Rabu (8/11/2017) sore.
Padahal seharusnya bus pengangkut pelajar ini menurunkan penumpang hingga di sekitar kantor Kecamatan Kalidawir.
Dua buah bus berhenti di Jalan Raya Wates, Kecamatan Sumbergempol. Tepatnya di jalan raya sebelum SPBU setempat. Bus itu kemudian putar arah, dan kembali ke pool.
Menurut seorang siswa SMP, sopir bus beralasan jalan ditutup tenda warga yang punya hajat. Sopir tidak mau melanjutkan perjalanan, dan menurunkan penumpang sebelum tenda itu.
“Sudah dua hari ini diturunkan di sini. Waktu berangkat juga dijemput di sini,” ucapnya.
Kualitas Bawang Merah Tak Lagi Nomor Satu, Nganjuk Coba Peruntungan ini untuk Petani
Sikap sopir bus sekolah itu membuat para orang tua kebingungan. Sebab jarak lokasi itu ke Kecamatan Kalidawir masih sekitar 10 kilometer.
Apalagi para siswa yang memanfaatkan bus sekolah banyak yang berasal dari wilayah pegunungan.
“Banyak siswa yang dari wilayah gunung diantar orang tuanya ke lokasi halte. Pulangnya juga begitu. Sekarang mereka harus turun jauh untuk menjemput anak mereka di tengah jalan,” keluh seorang warga, Iwan.
Diberi Kewenangan Coret Calon Kepala Daerah, Bawaslu Jatim Beri Warning Keras ini
Padahal menurut Iwan, warga sudah membuat petunjuk arah jalur alternatif. Jalur itu berukuran besar, bahkan bisa dilewati truk. Namun ternyata sopir bus tidak mau memanfaatkan jalan itu.
“Kalau menurut saya sopirnya tidak mau repot saja. Karena jalan alternatifnya, truk ukuran besar saja bisa lewat kok,” ujarnya.
Banyak orang tua yang menjemput, dan mengangkut dua siswa sekaligus. Bahkan ada anak-anak yang menjemput menggunakan motor, kemudian dinaiki bertiga.
DPRD Sebut Anggaran Rp 28 miliar untuk Siswa Miskin Tak Masalah, Mengapa Surabaya Masih Mbulet?
Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Tulungagung, Eka Prihadi mengaku belum mendapat laporan itu.