Dinkes Kediri Bawa Bocah Lima Tahun Penderita Penyakit Langka Ke RSUD Pare
Kelurga Fahmi yang berasal dari rakyat golongan berpenghasilan rendah itu sudah tak sanggup membiayai pengobatannya.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Kesehatan mempunyai keperdulian tinggi terhadap nasib bocah bernama Fahmi (5).
Fahmi sejak masih balita mempunyai penyakit Hisprung yang membuatnya rentan terkena penyakit.
Anak keempat dari pasangan suami istri Tarmidi dan Purwanti warga Desa Puhjarak, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri mempunyai penyakit sulit buang air besar (BAB) yang membuat perutnya membesar.
Untuk diketahui penyakit Hisprung merupakan penyakit langka yang disebabkan adanya gangguan kinerja bagian tubuh pencernaan yakni usus besar yang berkibat sulut BAB.
Kelurga Fahmi yang berasal dari rakyat golongan berpenghasilan rendah itu sudah tak sanggup membiayai pengobatannya.
Meski demikian, pengobatan Fahmi telah tercover BPJS apabila suatu saat penyakitnya kambuh dan dibawa ke Rumas Sakit Umum Daerah (RSUD) Pare.
Pihak keluarga berupaya mencari alternatif pengobatan herbal untuk kesembuhan anaknya itu.
Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Kediri, Krisna Setiawan mengatakan pihaknya telah merespon bersama Dinas Kesehatan dan tim medis dari Puskesmas setempat.
Pihaknya mendatangi kediamannya dan melihat kondisi Fahmi, Jumat (17/11/2017).
"Rencananya melalui Jamkesda pihak Puskesmas Puhjarak akan merujuk Fahmi ke RSUD Pare," tutur Krisna Setiawan.
Krisna menjelaskan Dinkes melalui puskesmas nantinya akan berkoordinasi dengan RSUD Pare terkait penanganan untuk pengobatannya.
"Bapak dan ibunya punya Kartu Indonesia Sehat (KIS) tapi anaknya belum," imbuhnya.
Mobil Anda Hilang? Cek Temuan Polisi Berikut Hasil Ungkap Kasus Penipuan dan Penggelapan!
Dikatakannya, ternyata sebelumnya pihak keluarga telah disarankan oleh dokter untuk secepatnya mengambil tindakan medis yakni dengan mengoperasi Fahmi.
Namun saat itu pihak keluarga masih bimbang memikirkan hal itu dan berupaya mencoba mencari pengobatan herbal.
"Secara teknis soal cover biaya dari Jamkesda akan ditangani Dinkes dan Puskesmas Puhjarak," ucap Krisna. (Surya/Mohammad Romadoni).