Ada Penumpang Terlantar dan Sakit di Pelabuhan Tanjung Perak, Ini Tanggapan Pelindo III
Harapan Maria Goreti Sanu (30) tentang adanya fasilitas kesehatan di dekat Pelabuhan Gapura Surya Nusantara, Tanjung Perak Surabaya
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Harapan Maria Goreti Sanu (30) tentang adanya fasilitas kesehatan di dekat Pelabuhan Gapura Surya Nusantara, Tanjung Perak Surabaya ditanggapi Daddy Sumartono, Kepala humas Pelindo III Tanjung Perak.
Menurut Daddy, tidak ada fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau lainnya di lokasi sekitar pelabuhan.
Ada pun pelayanan kesehatan, tidak berada di pelabuhan melainkan di pos kantor kesehatan berlokasi di Perak.
"Kalau yang stand by di pelabuhan tidak ada. Mereka biasanya datang saat ada momen tertentu seperti hari raya," ungkapnya, Rabu (24/1/2018).
Daddy melanjutkan, jika ada kondisi darurat akses kesehatan yang bisa ditempuh adalah Rumah Sakit PHC.
Begitu juga jika ada penupang yang sakit di arahkan ke sana.
Baca: KM Astro Sari Bisa Mencapai Teluk Popoh, Para ABK Belum Mau Turun dari Kapal
"Kondisi cuaca biasanya mempengaruhi kapal untuk tidak berlayar, ini membuat penumpang harus sering bermalam di pelabuhan. Ada satu area yang mereka boleh menunggu di sana, kita ngga bisa mengusir, karena itu bagian dari pelayanan pelabuhan sampai kapal tiba. Namun dengan catatan mereka harus memiliki tiket atau bukti tanda terima. Tapi untuk semua keperluan pribadi penumpang, mereka tanggung sendiri," jelasnya.
Sebelumnya salah seorang perempuan, Maria warga Flores sedang melakukan perjalanan ke Pontianak harus terhenti di Surabaya selama satu Minggu, karena menunggu kapal yang tak kunjung tiba lantaran faktor cuaca.
Putranya, Ravliandi Anvar (6) kini sedang sakit demam, sudah lebih dari 3 hari.
Baca: Reka Ulang Pembunuhan Wanita Bercadar Peragakan 18 Adegan, Begini Kondisi Korban Usai Disetubuhi
Maria mengaku kehabisan uang, karena dipakai untuk kebutuhan makan sehari-hari.
Selama seminggu dia menginap di pelabuhan, dan tidur dengan alas kardus Rp 10 ribu di bawah esklator pelabuhan mewah milik Pelindo III. Pipit Maulidiya