Tak Terima Istrinya Menikah Lagi di Malaysia, Pria ini Bertindak Nekat dan Bikin Sang Cucu Merinding
Kediri geger setelah seorang warga bertindak nekat akibat ulang istrinya yang jadi TKW.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, JAKARTA - Warga Desa Klanderan, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Selasa (27/2/2018) geger.
Bonadi (60), seorang warga ditemukan tewas dengan cara mengenaskan, yakni tergantung di atap rumahnya.
Korban pertama kali ditemukan cucunya, Adit (11) dalam kondisi leher korban terikat tali kawat besi.
Sontak, Adit berteriak histeris ketika melihat kakeknya meninggal secara tidak wajar. Dia berlari ke luar rumah untuk meminta tolong.
Warga bersama perangkat desa setempat melaporkan kejadian gantung diri ke Polsek Plosoklaten.
Gerebek Istri dengan Selingkuhan di Hotel, Suami ini Malah Minta Setoran Puluhan Juta
Kapolsek Plosoklaten AKP Suharsono mengatakan, anggotanya menuju ke lokasi untuk mengamankan tempat kejadian perkara (TKP) sembari menunggu tim INAFIS Polres Kediri.
Berdasarkan hasil identifikasi tidak ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan di tubuh korban.
"Tim identifikasi menyatakan korban meninggal murni dikarenakan gantung diri," tuturnya.
Suharsono memaparkan, sesuai keterangan dari pihak keluarga menduga korban bunuh diri dikarenakan depresi lantaran ditinggal istrinya bekerja menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Negeri Jiran.
Demi Menjadi Naga, Pria Transgender & Trans-spesies Rela Rogoh Kocek Hampir Semilyar
Apalagi, sang istri tidak kunjung pulang, bahkan menikah lagi di Malaysia.
Ditambah, korban mengalami sakit yang tidak kunjung sembuh.
"Korban tinggal berdua bersama cucunya," ungkapnya.
Barang bukti diamankan dari lokasi kejadian berupa tangga bambu setinggi tiga meter yang disinyalir dipakai korban untuk memanjat. Kemudian, kawat besi sepanjang 1,5 meter dan pakaian korban.
Tim INAFIS dibantu bersama anggota Polsek Plosoklaten berhasil mengevakuasi jenazah korban dari atap rumah.
Rebutan Pemandu Lagu, Pria ini Ditusuk di Klub Malam dan Dibuang ke Sungai
Pihak keluarga menolak dilakukan otopsi terhadap jasad korban.
"Mereka telah menerima kejadian ini sebagai musibah," imbuhnya. (*)