Pilgub Jatim 2018
Gerindra: Berdasarkan Etika dan Kesantunan, Harusnya Khofifah Mengalah kepada Gus Ipul
Pilgub Jatim 2018 mempertemukan dua 'santri terbaik' Nahdlatul Ulama (NU) yaitu Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansa.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Perhelatan Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 mempertemukan dua 'santri terbaik' Nahdlatul Ulama (NU) yaitu Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansa.
Dua santri NU tersebut akan berlomba untuk memperebutkan kursi Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024.
Menanggapi rivalitas antara Gus Ipul dan Khofifah, Politisi Partai Gerindra, Bambang Haryo, mengatakan seharusnya Khofifah mau mengalah kepada Gus Ipul.
"Gus Ipul itu kan cucu dari pendiri NU ya saya pikir mungkin bu Khofifah bisa mengalah sedikit lah karena ini kan cucu langsung," kata Bambang, Sabtu (3/3/2018).
(Sibuk Sebagai Calon Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak Tetap Utamakan Keluarga)
Seperti diketahui Gus Ipul memang merupakan cicit dari salah satu pendiri NU, KH Bisri Syansuri.
"Yang mengangkat bu Khofifah di posisi atas kan juga orang NU mungkin nantinya Bu Khofifah bisa ngalah sedikit lah dan nanti Gus Ipul lah yang menjadi pemimpin di Jatim," lanjut Bambang.
Menurut Bambang, hal tersebut berdasarkan etika dan kesantunan sehingga baiknya Khofifah memberikan ruang kepada Gus Ipul.
(Deklarasi Anti LGBT, MUI Jawa Timur: Kalau Orang Sakit, Harus Kita Sembuhkan)
Selain cicit pendiri NU, Bambang sendiri melihat Gus Ipu mempunyai kapabilitas untuk memimpin Jawa Timur.
"Karena sudah pernah jadi menteri, lalu Wakil Gubernur Jatim dua periode, sehingga cocok lah untuk jadi Gubernur Jawa Timur," kata Bambang.
(Real Madrid vs Getafe - Cetak Gol ke-300 Gol Cristiano Ronaldo Jadi Bintang)