Sesepuh Kampung Dinoyo Tidak Setuju Penggantian Nama Jalan Dinoyo Menjadi Jalan Sunda, Ini Alasannya
Faktor pertama yang menyebabkan pria yang merupakan Juru Kunci Makam Dinoyo ini tidak setuju adalah faktor administrasinya.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Edwin Fajerial
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sesepuh Kampung Dinoyo, Laturi (76) tidak sepakat atas wacana Pemerintah Provinsi Jatim untuk mengganti Jalan Dinoyo menjadi Jalan Sunda.
Faktor pertama yang menyebabkan pria yang merupakan Juru Kunci Makam Dinoyo ini tidak setuju adalah faktor administrasinya.
"Kami senang ada pembangunan tapi ya juga harus memikirkan rakyat, mereka banyak yang dirugikan soalnya menggantikan sertifikat tanah, KSK, KTP, butuh uang banyak," kata pria yang akrab disapa Nipon ini.
Walaupun nantinya biaya tersebut ditanggung oleh pemerintah, Laturi tetap tidak menyetujuinya.
"Lebih baik uangnya digunakan untuk perbaikan jalan atau agar kampung Dinoyo tidak banjir," kata Laturi.
Sedangkan faktor kedua adalah aspek historis atau sejarahnya.
"Nama kampung itu pasti ada historisnya kok diganti kan eman biar anak cucu kita disini itu tahu perjuangan orang Kota Surabaya," lanjut pria yang pernah 10 tahun menjadi ketua RW 4 Dinoyo Sekolahan ini.
Menurut Laturi, penggantian jalan itu bisa menghilangkan sejarah Kampung Dinoyo yang merupakan bagian dari perjuangan Kota Surabaya saat kemerdekaan dulu.