Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Rayakan Hari Batik Nasional, Smamda Surabaya Ajak Siswa dan Pelajar Asing Membatik Bareng

SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) menggelar workshop membatik dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional di basement Smamda

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/Sulvi Sofiana
MEMBATIK: Siswa Smamda bersama siswa sekolah lain bersama murid asing peserta Inbound Student Program Rotary Youth Exchange membatik bersama dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional di basement Smamda Tower dan diikuti ratusan siswa, Kamis (2/10/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sulvi Sofiana

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) menggelar workshop membatik dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional di basement Smamda Tower dan diikuti ratusan siswa, Kamis (2/10/2025). 

Kegiatan membatik ini merupakan agenda tahunan Smamda sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya Indonesia.Tahun ini, acara digelar di lingkungan sekolah sendiri setelah sebelumnya pernah berkolaborasi dengan hotel.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas Smamda, Rr. Tanti Puspitorini mengungkapkan peserta membatik terdiri dari perwakilan murid Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) Smamda serta sejumlah sekolah undangan, antara lain SMPM 4, SMPM 2, SMPN 29, SMP IPIEMS, dan SMP Maryam.

Yang menarik, ada empat murid asing peserta Inbound Student Program Rotary Youth Exchange yang ikut serta, yakni Engie dan Nana (Smamda), Aiko Omura (SMAK St Louis 1 Surabaya), Paavo Hermanni Mulari (SMA Vita Surabaya), dan Nila Robin Hernandez Camacho (SMA Trimurti Surabaya).

Dikatakannya, kegiatan ini menjadi sarana edukasi sekaligus pelestarian budaya. Pasalnya, Smamda dikenal sebagai salah satu sekolah yang kerap menjadi tujuan murid asing untuk belajar membatik. Biasanya, mereka membawa pulang hasil karya berupa kaos batik atau goodie bag buatan sendiri.

Selain itu, Smamda juga memiliki tas ikonik dengan motif Smamda Heritage bergambar KH Mas Mansur serta gedung-gedung bersejarah di Surabaya. 

Baca juga: Rayakan Hari Batik Nasional, KAI Daop 7 Hadirkan Fashion Show di Dalam Perjalanan Kereta

Dengan mengusung tema “Bersama dalam Warna, Bersatu dalam Batik”, peringatan Hari Batik Nasional di Smamda diharapkan tidak hanya memperkuat kecintaan siswa pada batik, tetapi juga memperluas pemahaman bahwa batik adalah identitas bangsa yang harus dijaga bersama.

“Smamda ingin mengajak generasi muda, khususnya murid, untuk ikut melestarikan warisan budaya ini melalui kegiatan membatik. Murid bisa belajar mencanting hingga proses pewarnaan, bahkan menghasilkan karya jadi. Kami ingin mereka bangga memiliki batik,” jelasnya.

Meski kegiatan ini digelar bertepatan dengan pekan Sumatif Tengah Semester, Smamda tetap berkomitmen menyelenggarakannya sebagai bentuk konsistensi menjaga budaya.

Guru seni Smamda, Rachmad Setyo Wibowo, dalam workshop ini tidak hanya mengajarkan teknik membatik tetapi juga memperkenalkan sejarah dan makna filosofis batik.

Rachmad menjelaskan, kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu amba (luas) dan titik yang berarti menggambar pola titik-titik pada kain.

“Dulu batik dibuat dengan pola titik-titik yang meluas, berbeda dengan saat ini yang lebih banyak berbentuk garis. Memahami makna kata batik adalah bagian dari melestarikan budaya,” terangnya.

Ia menambahkan, teknik membatik sesungguhnya dikenal di berbagai negara. 

Pada masa Majapahit, pedagang Persia memperkenalkan kain bercorak dengan teknik batik ke Nusantara. Namun, perkembangan alat seperti canting dan teknik pewarnaan justru lahir dari budaya Jawa.

“Batik memiliki makna filosofi yang dalam bagi masyarakat Indonesia, khususnya Jawa. Sejak lahir hingga meninggal, batik selalu hadir: bayi diikat dengan batik, digendong dengan batik, menikah memakai batik, hingga meninggal ditutup dengan kain batik,” papar Rachmad.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved