Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Larang Mahasiswanya Bercadar

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) melarang mahasiswanya bercadar. Pelarangan ini juga telah terjadi di beberapa kampus

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Yoni Iskandar
SURYA/BENNI INDO
Wulan (kanan) dan Dewi saat mendatangi gedung Rektorat Unitri, Sabtu (18/11/2017). Keduanya mengaku dilarang menggunakan cadar saat kuliah. 

 TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) melarang mahasiswanya bercadar. Pelarangan ini juga telah terjadi di beberapa kampus Peguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri ( PTKIN)

Rektor UINSA, Prof Abd A’la mengungkapkan pelarangan ini berkaitan dengan terhambatnya komunikasi dengan pemakaian cadar.

Ia memisalkan, di ruang kelas dosen tidak bisa mengenali mahasiswa yang bercadar. Sehingga Bisa jadi justru bukan mahasiswa yang diterima UINSA yang mengikuti perkuliahan tersebut.

“ Mau meminjam buku di perpustakaan tidak ke

Baca: Polisi Belum Tahu Penyebab Kematian Wanita yang Menginap di Hotel Surya Indah Madiun

tahuan wajahnya, padahal itu identitas yang harus di verifikasi sebelum meminjam buku di Perpustakaan, tidak cukup kartu mahasiwa,” ujarnya pada Tribunjatim.com, Rabu (7/3/2018).

Baca: Suka Main Mobile Legend, Pemuda di Kota Malang ini Tertipu Rp 5 Juta

Larangan ini juga telah disampaikan secara lisan kepada para dekan, agar memantau mahasiswanya yang memakai cadar. Secara bertahap, mahasiswa harus diedukasi agar tidak memakai cadar.

" Sejauh ini larangan masih bersifat verbal. Belum bentuk surat keputusan (SK). Karena masih belum ada yang terlalu ekstrem. Baru kalau sudah dalam ambang batas, kami akan bertindak lebih tegas lagi,” tegasnya.

Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SA yang baru diangkat menjadi profesor, Husniyatus Salamah Zainiyati menambahkan pelarangan bercadar di kalangan kampus akan sangat ideal bagi dunia akademis.

Sebab,orang bercadar pemahamannya terkadang berbeda dan terkesan pahamnya ekstrem.

"Cadar itu kan untuk masyarakat di Arab sana, tapi kalau di Indonesia tidak perlulah. Islam Nusantara itu jauh lebih bagus diterapkan. Karena orang bercadar selama ini digolongkan dengan ekstremisme beragama. Sehingga memang tidak perlu untuk menggunakan cadar,” jelasnya. (sulvisof)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved