Bahan Baku Kerupuk Rambak Sulit Didapat, Khofifah: Pergub Pembatasan Kulit Sapi Impor Harus Dicabut

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aqwamit Torik

TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut satu, Khofifah Indar Parawansa melanjutkan navigasi programnya di UMKM produksi kerupuk kulit atau rambak di Kauman, Bangsal, Mojokerto, Rabu (14/3/2018).

Dalam kunjungannya tersebut, Khofifah mencoba langsung cara memproses dan mengolah kulit sapi menjadi kerupuk rambak.

674 PNS Pemkot Kediri Naik Pangkat, Ini Rincian Per Golongannya

Selain itu, ia juga berinteraksi dengan para pengrajin kerupuk rambak.

Melalui obrolan tersebut, diketahui setiap satu orang produksi kerupuknya bisa mencapai satu ton rambak per minggu.

Di samping melimpahnya produksi, ternyata ada masalah yang menjadi kendala para pengrajin, yakni bahan baku.

Karena selama ini, produksi mereka menggunakan bahan baku kulit sapi impor, sebab kulit sapi lokal tidak mencukupi.

"Padahal saat ini ada Pergub tahun 2011 yang melarang adanya impor kulit sapi," jelas Khofifah, Rabu (14/3/2018).

Persaingan Global Makin Ketat, Emil Dardak Ajak Anak Muda Lebih Kreatif Sebagai Bentuk Perjuangan

Khofifah menilai, pembatasan mengenai impor kulit sapi kurang sesuai untuk home industri penghasil kerupuk rambak.

Selain itu, pembatasan mengenai impor kulit sapi juga harus memperhitungkan kondisi pasar tanah air.

"Mungkin, saat Pergub itu dibuat, stok kulit sapi lokal masih melimpah. Karena sekarang sudah tidak mencukupi, maka Pergub itu harus dicabut," jelas ketua umum Muslimat NU tersebut.

Banjir Akibat Tingginya Curah Hujan Meluas di Lamongan, Tujuh Kecamatan ini Jadi Korban

Apalagi, produksi kerupuk rambak tidak hanya di Mojokerto saja, namun juga di beberapa titik di Jawa Timur.

"Jadi imbas aturan tersebut cukup luas," tukas mantan Menteri Sosial RI tersebut .

Yuk subscribe Channel TribunJatim.com lainnya:

YouTube:

Instagram: