Masih Andalkan Garam Impor, Industri Makanan dan Minuman Kebingungan Tunggu Kebijakan KKP
Izin impor garam sampai saat ini masih dalam pembahasan dan sedang menunggu keputusan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan wartawan TribunJatim.com, Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) mengaku, tiap industri penganan hingga kini masih banyak yang andalkan garam impor.
Ketua GAPMMI, Adhy Lukman mengaku hal ini terpaksa dilakukan.
Menurutnya, hanya sebagian kecil pengusaha yang berani menggunakan garam lokal, mengingat kualitas garam lokal dinilai belum memenuhi kriteria.
Adhy mengatakan kebutuhan garam impor untuk industri makanan dan minuman tahun 2018 sebanyak 550.000 ton.
"Namun dalam pembahasan di rapat kementerian, izin impor garam oleh pemerintah diberikan sebanyak 460.000 ton dengan catatan sisanya dipenuhi dari lokal," ucapnya pada Rabu (14/3/2018).
(Bandara Juanda Tak Aktif Selama 1 Jam Kamis (15/3/2018) Malam, Penerbangan Siap-siap Terganggu)
Adhy juga menambahkan, izin impor garam sampai saat ini masih dalam pembahasan dan sedang menunggu keputusan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Izin impor ini masih belum dikeluarkan, karena masih menunggu keputusan dari KPP. Hal ini, menyebabkan beberapa industri makanan dan minuman mengalami kelangkaan stok garam," katanya.
Adhy juga mengungkapkan ada beberapa industri makanan dan minuman sudah mengalami kelangkaan stok gram dari dua minggu lalu.
"Nah, ada tambahan lagi yang melaporkan 2-3 minggu ke depan, stok garam di industri juga semakin menipis," tambahnya.
Adhy berharap pemerintah setidaknya mengeluarkan sebagian dulu jumlah garam impor yang diajukan.
Sehingga, nantinya tidak menyebabkan kelangkaan garam yang bisa menghambat produksi apalagi sudah mendekati bulan puasa.
"Meskipun, harapan kami dalam satu tahun itu dikeluarkan langsung. Karena lebih efisien dalam pengaturan daya logistik dan bisa meningkatkan daya saing," pungkasnya.