Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

9 Fakta Unik Hari Raya Nyepi di Bali, Mulai dari Pantangan hingga Pengaruh Bagi Lingkungan

Bali sebagai pulau dengan mayoritas penduduk beragama Hindu menjadi sorotan karena perayaan Nyepi.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Edwin Fajerial
Tribunnews.com
Sejumlah Pecalang desa adat Tuban berpatroli saat Hari Raya Nyepi tahun Caka 1937 di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Sabtu (21/3/2015). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Ani Susanti

TRIBUNJATIM.COM - Umat Hindu akan merayakan Nyepi besok, Sabtu (17/3/2018).

Bali sebagai pulau dengan mayoritas penduduk beragama Hindu menjadi sorotan karena perayaan Nyepi.

Hari Raya Nyepi merupakan perayaan untuk tahun baru umat Hindu yang didasarkan pada penanggalan atau kalender Caka.

Sesuai dengan namanya, umat Hindu tidak diperkenankan melakukan kegiatan, termasuk pelayanan umum kecuali rumah sakit.

Ogoh-ogoh sambut Nyepi
Ogoh-ogoh sambut Nyepi ()

Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta).

Tahun ini, perayaan Nyepi khususnya di Bali diterapkan peraturan baru, yakni layanan internet dimatikan.

Penonaktifan layanan internet tersebut hanya berlaku untuk jaringan internet ponsel.

Nah, guys, Hari Raya Nyepi di Bali rupanya memiliki berbagai fakta unik, lho!

Dilansir dari Kompas dan TribunBali, berikut kumpulan faktanya :

1. Pantangan umat Hindu di Hari Nyepi

Puncak perayaan Hari Nyepi bukan dirayakan dengan gegap gempita, melainkan dengan pelaksanaan catur brata penyepian atau empat pantangan.

Empat pantangan yang dilaksanakan oleh umat Hindu saat Nyepi terdiri dari amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), amati geni (tidak menyalakan api), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang).

2. Jalanan kosong

Tak diperkenakan ada kendaraan selain mobil ambulans yang beroperasi di Bali.

Pecalang atau petugas keamanan desa yang akan mengawal ambulans mengantar pasien ke rumah sakit.

3. Bandara berhenti beroperasi

Hanya di hari Nyepi, tiket penerbangan tak dijual sebab bandara berhenti beroperasi di Hari Nyepi.

Terminal, pelabuhan, dan Jalan Tol Bali Mandara juga ditutup pada saat Nyepi.

Pecalang berjaga saat Nyepi
Pecalang berjaga saat Nyepi ()

Hari Raya Nyepi juga menginspirasi dunia dengan ditetapkannya World Silent Day setiap tanggal 21 Maret.

5. Malam bertabur bintang

Karena udara yang bersih tanpa polusi, malam hari di Bali saat Nyepi akan bertabur bintang yang dapat dilihat dengan mata telanjang.

Buat para traveller, pemandagan ini cuma boleh disaksikan diarea penginapan ya!

6. Dirindukan oleh wisatawan

Anggapan Bali dihindari oleh wisatawan saat Nyepi justru salah.

Sebaliknya banyak wisatawan yang sengaja menghabiskan waktu liburan saat Nyepi di Bali.

Umumnya wisatawan yang ingin mendapatkan pengalaman spiritual dengan yoga atau meditasi di keheningan Nyepi.

Melihat bintang saat malam hari juga menjadi daya tarik bagi wisatawan.

7. Rentetan pertunjukan budaya yang memikat

Ada banyak pertunjukan budaya sebelum dan sesudah Nyepi.

Misalnya dua hari sebelum Nyepi, umat Hindu akan melaksanakan Melasti atau sembahyang di laut.

Sehari sebelum Nyepi, akan dilaksanakan Mecaru atau pawai ogoh-ogoh.

Sehari setelah Nyepi ada tradisi omed-omedan atau berciuman massal untuk menolak bala.

8. Harga hotel lebih murah

Saat Nyepi juga menjadi ajang bagi hotel untuk memberi paket dengan harga murah.

Biasanya paket akan dilengkapi makan pagi, siang, dan malam, juga ragam aktivitas menarik untuk menghibur tamu hotel di hari Nyepi.

Harga paket biasanya untuk tiga hari dua malam, dan mencapai 50 persen lebih murah dari hari biasa.

9. Pengaruhnya untuk lingkungan

Dilansir dari TribunBali menurut postingan akun Facebook Hindu Indonesia, pada saat Hari Raya Nyepi kita mereduksi dari gas Karbon Dioksida (H2O) sebanyak 20.000 ton dalam sehari.

Saat Hari Raya Nyepi di Bali dapat menghemat listrik sebanyak 60 persen, jika dirupiahkan sekitar Rp 4 miliar atau sekitar 290 (MW) Megawatt.

Lalu, Hari Raya Nyepi dapat menghemat 500.000 liter bahan bakar Solar atau Rp 3 miliar, ini dikarenakan diistirahatkannya dua pembangkit listik di Bali yakni pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Pemaron dan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) Gilimanuk.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved