Kesenian Punya Arti Penting bagi Indentitas Daerah, Kota Madiun Hasilkan Tari Solah Mediunan
Seni dapat menjadi identitas kultural. Media ekspresi; cipta, rasa, karsa, daya talenta dan kreativitas masyarakat.
TRIBUNJATIM.COM, JAKARTA - Seni dapat menjadi identitas kultural. Media ekspresi; cipta, rasa, karsa, daya talenta dan kreativitas masyarakat.
Ciri khas kesenian punya makna penting terhadap identitas suatu daerah.
Inilah yang menjadi cemas hati, Wali Kota Madiun, Sugeng Rismiyanto.
Ketika kerap ditanya apa yang menjadi identitas ciri dan karakter kesenian daerahnya, khususnya seni tari tradisi.
“Banyak pihak menanyakan, terutama orang-orang diluar Madiun. Kesenian tari Madiun itu apa? Kita memang belum ada yang spesifik,” ujar Sugeng Rismiyanto, kepada Wartawan, usai menyaksikan pergelaran Tari ‘Solah Mediunan’ di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu (01/04/2018).
Kehadiran Wali Kota Madiun beserta jajarannya di Jakarta, dalam rangka mengawal grup kesenian daerahnya tampil di acara Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur.
Acara ini diselenggarakan Badan Penghubung Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Wali kota berharap apa yang ditampilkan para seniman muda asal Madiun pada pergelaran tari dan teater tradisi tersebut, dapat menjawab berbagai pertanyaan berbagai pihak.
“Tari ‘Solah Mediunan’ karya yang dihasilkan lewat proses panjang, melalui konsultasi, dan supervisi. Ke depan diharapkan kita mampu menciptakan bentuk tari yang lebih spektakuler. Dan itu menunjukkan ciri khas kota Madiun,” ungkapnya pada rilis yang diterima TribunJatim.com, pada Senin (2/4/2018).
Tari ‘Solah Mediunan’ menggambarkan semangat putra putri Madiun menatap masa depan untuk membangun bangsa. Dituangkan dalam gerak tari yang lincah, trengginas, dinamis, dan kreatif.
Sementara nilai-nilai kearifan lokalnya disampaikan melalui penataan musik gamelan.
Selain tari ‘Solah Mediunan,’ paket kesenian daerah ini menampilkan, tari ‘Janur Kuning.’
Menceritakan tentang perlawanan rakyat Madiun menghadapi penjajah dengan senjata janur kuning, yang dipercaya memiliki kekuatan spiritual.
Puncaknya mereka menampilkan seni teater tradisi bertajuk ‘Retno Dumilah Krida.’ Menceritakan tentang kepahlawan dan keberanian seorang perempuan bernama Retno Dumilah.
Pejuang wanita ini menggantikan ayahnya, Adipati Madiun, Raden Rangga Jumena, untuk melepaskan diri dari kekuasaan Mataram.