Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

KH Kholilurrahman Wafat, Kiai Penyambung Isyarat Itu Tidak Mengenal Duniawi

Duka menyelimuti langit Kabupaten Bangkalan. Sosok kiai dengan keistimewaan kasyaf luar biasa, KH Kholilurrahman (Ra Lilur)

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Yoni Iskandar
Ahmad Faisol/Surya
Ribuan santri, alumni, dan masyarakat turut mengantarkan jenzah Ra Lilur ke komplek Pesarean Syaichona Cholil di Desa Martajasah, Kelurahan Mlajah, Rabu (11/4/2018) 

TRIBUNJATIM.COM, BANGKALAN - Duka menyelimuti langit Kabupaten Bangkalan. Sosok kiai dengan keistimewaan kasyaf luar biasa, KH Kholilurrahman (Ra Lilur) meninggal dunia di kediamannya, Desa Banjar Kecamatan Galis, Selasa (10/4/2018) sekitar pukul 22.00 WIB.

Pekikan kalimat Tauhid 'Laa Ilaaha Illallah' terus berkumandang begitu jenazah Ra Lilur mulai diangkat dari kediaman putranya, Ra Bir Aly di Jalan KH Moch Cholil III Kelurahan Demangan, Kecamatan Kota, Rabu (11/4/2018) pukul 11.00.

Kendati matahari berada tepat di atas ubun-ubun, namun tak menyurutkan langkah ribuan santri, alumni, dan masyarakat berjalan kaki sejauh 3 kilometer.

Baca: Gus Ipul Bacakan Tahlil dan Angkat Keranda Ra Lilur Saat Takziah ke Bangkalan

Bahkan sebagian dari mereka tampak berjalan tanpa alas kaki, saling berebut mengangkat ataupun sekedar mendekat ke keranda yang membawa Ra Lilur.

Almarhum disalatkan di Masjid Syaichona Cholil sebelum dikebumikan di samping makam Syaichona Cholil.

Ra Lilur merupakan cicit dari ulama besar KH Syaichona Cholil (Mbah Cholil). Ia merupakan putra bungsu dari pasangan Raden KH Zahrowi dan Nyai Romlah.

Wafatnya Ra Lilur melengkapi kepergian para kiai sepuh lainnya di Bangkalan. Seperti KH Fathurrozi, KH Abdullah Schal, dan KH Kholil AG. Ketiganya adalah kakak kandung Ra Lilur.

"Beliau bisa dikatakan sebagai penyambung isyarat. Setiap ada peristiwa apapun, warga menunggu isyarat-isyarat dari beliau," ungkap Ketua PCNU Kabupaten Bangkalan, KH Makki Nasir ketika ditemui Surya (tribunjatim.com) di kediaman Ra Bir Aly.

Baca: Anggota Banser Buduran Meninggal, Dugaan Kriminalisasi Jadi Pertimbangan Jaksa Sidoarjo

Isyarat yang dimaksud KH Makki Nasir adalah sebuah jawaban atas persoalan-persoalan yang rumit diselesaikan secara rasional.

"Betul, beliau pernah membakar pondok (Ponpes Syaichona Cholil). Tapi saya lupa tahun kejadiannya," pungkasnya.

Pembakaran ponpes yang diasuh kakaknya, H Abdullah Schal itu merupakan salah satu dari sekian banyak perilaku 'jadzab' (tampaknya sifat-sifat ilahi) dan karamah dalam diri Ra Lilur.

Karamah dalam terminologi ulama ilmu tauhid adalah suatu kejadian luar biasa di luar nalar dan kemampuan manusia awam yang terjadi pada diri seorang Wali Allah.

Karamah Ra Lilur juga disampaikan Subur (40), warga Desa/Kecamatan Sepuluh. Ia turut mengantarkan jenazah Ra Lilur ke Pesarean Syaichona Cholil.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved