Gandeng Lembaga Asal Spanyol, ITS Siap Bangun Galangan Kapal Kayu
ITS Surabaya berencana membangun galangan kapal kayu, dengan menggadeng lembaga ternama dunia.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berencana mendirikan galangan kapal kayu sebagai pusat studi pendidikan.
Hal ini dilakukan setelah membangun kerjasama dengan salah satu pusat studi budaya maritim Spanyol, yaitu Albaola Itsas Kultur Faktoria.
“Sebagai negara maritim yang memiliki luas lautan lebih besar dari daratannya, Indonesia sangat perlu untuk mendirikan pusat produksi kapalnya sendiri,” ujar Dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS Surababaya, Prof Daniel M Rosyid dikonfirmasi SURYA.co.id, Senin (16/4/2018).
Pembangunan galangan ini ditargetkan selesai dibangun pada tahun 2020 mendatang.
Ia mengungkapkan, angka 2020 yang ia pasang, bukanlah tanpa perhitungan.
“Research sudah dilaksanakan, tinggal menunggu dana terkumpul dari beberapa sponsor,” tegas Daniel.
Perwakilan ITS juga sempat berkunjung ke Albaola Itsas Kultur Faktoria di Spanyol pada tahun 2011 lalu. Pada November 2017 lalu juga sudah dilakukan penandatanganan kerjasama di antara keduanya.
Dari kerjasama ini, ITS akan mengirim lima mahasiswanya untuk magang di tempat pembuatan kapal kayu ini.
" Albaola merupakan tempat yang tepat untuk belajar mengenai budaya maritim. UNESCO juga telah memberikan kepercayaan kepada Albaola untuk membangun replika penuh dari San Juan, sebuah kapal kayu pemburu ikan paus yang dibangun di daerah Basques pada tahun 1560-an," paparnya.
Kapal tersebut pernah digunakan untuk berlayar melintasi Atlantik hingga Newfoundland, Kanada, sampai akhirnya tenggelam di perairan Red Bay, Labrador.
Dari kepercayaan UNESCO ini, Albaola kemudian dinobatkan sebagai pusat pengembangan budaya maritim kelas dunia yang mendidik pemudanya dengan berbagai keterampilan kemaritiman, seperti boat building, rowing dan sailing.
“Dengan mengirim mahasiswa kami ke sana, kami berharap bisa mengetahui model bisnis seperti apa yang mereka kembangkan untuk kemudian diterapkan di Indonesia,” ujar pria asal Klaten ini.
Guru besar Teknik Kelautan ini mengatakan, dengan adanya galangan kapal milik ITS, industri pembuatan kapal kayu di Indonesia tentu diharapkan akan membaik nantinya.
“Perahu kayu nelayan yang selama ini hanya dikerjakan oleh pengrajin, nantinya akan mendapat sentuhan engineer,” terangnya.
Ia juga mengatakan, adanya perahu kayu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi beberapa sektor pariwisata pantai di Indonesia. “Di Raja Ampat contohnya, adanya kapal kayu dapat menjadi ciri khas tersendiri,” lanjutnya.