Sindy Lois Jane Tumbuh Jadi Bonita Cantik Yang Suka Menolong
Tribun stadion bukan hal baru untuk Sindy Lois Jane Amelia, bonita cantik asal Tuban. Sudah diajak almarhum sang ayah
Penulis: Dya Ayu | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tribun stadion bukan hal baru untuk Sindy Lois Jane Amelia, bonita cantik asal Tuban.
Sudah diajak almarhum sang ayah, sejak usia 8 tahun untuk menyaksikan pertandingan sepakbola, membuat hal itu menjadi kebiasaan yang susah dilupakan, meski saat ini harus ke stadion untuk menyaksikan sepakbola tanpa sang ayah, karena telah meninggal sejak 2014 lalu.
Bermula dari diajak menyaksikan pertandingan Persija Jakarta di Jakarta, karena saat kecil dia tinggal disana, membuat jiwa suporter bola Sindy sangat kental, hingga akhirnya dia tinggal dan menetap di Tuban hingga sekarang.
Pindah ke Tuban dan bekerja di Surabaya membuat hati Sindy menetap untuk memilih Persebaya menjadi tim kebangganya.
Baca: ‘Mbah Sholeh Semendi’ Pasuruan, Interelasi Budaya Jawa dan Islam Khas Nusantara
"Pertama kali datang ke stadion dan melihat langsung pertandingan sepakbola saat masih umur 8 tahun dengan almarhum ayah saat itu, membuat saya ingin terus mengenang memori itu. Hingga kini itu masih terus saya lakukan, meskipun sekarang saya datang ke stadion bersama teman-teman bonek," kata Sindy Lois Jane, Senin (16/4/2018).
Meski terbilang baru tiga tahun menjadi bonita, namun gadis yang lahir 6 Mei 1999, 18 tahun itu mengaku sudah jatuh cinta sejatuh-jatuhnya pada Persebaya.
Tak hanya ingin jadi primadona di tribun kala Persebaya bermain baik di kandang maupun away saja, Sindy juga ingin menggerakkan jiwa sosial pada masyarakat, khususnya di kalangan bonek, dengan cara menyisihkan sebagian gajinya untuk membantu sesama penggemar Bajul Ijo, meskipun sekedar memberikan makanan dan juga minuman, khususnya saat laga away.
Baca: Heboh Gelar Pesta Seks Tukar Istri, Bermula dari Chat dan Makan Malam Bareng, Lalu Ini yang Terjadi
"Jiwa itu sudah ditanamkan dan dicontohkan oleh almarhum ayah, jadi sampai sekarang sebisa mungkin hidup harus saling tolong menolong. Sebisa saya, kalau tidak makanan ya roti, ataupun minum. Apalagi untuk teman-teman bonek yang saat away, meskipun itu tidak seberapa tapi sebisa mungkin itu terus aku lakukan," jelasnya.
Sementara itu, awal mula kecintaan gadis yang tinggal di Desa Banjar Kecamatan Widang Kabupaten Tuban itu melekat dengan Persebaya ialah karena melihat fanatisme bonek yang mendukung tim kebanggaanya, membuat dirinya berdecap kagum. Hingga akhirnya cinta itu tak dapat luntur hingga sekarang.(myu)