Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilgub Jatim 2018

Takziah Penderita HIV/AIDS yang Meninggal, Khofifah Ingin Perlindungan ODHA Lebih Komprehensif

Cagub Jatim nomor urut 1 Khofifah Indar Parawansa bertekad memperhatikan orang dengan HIV/AIDS.

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Mujib Anwar
SURYA/FATIMATUZ ZAHROH
Cagub Jatim Khofifah indar parawansa saat takziah ke rumah warga Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan, Sabtu (28/4/2018) malam. 

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1 Khofifah Indar Parawansa bertekad memperhatikan orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Ia ingin agar ODHA di Jawa Timur tidak ada yang terkucilkan atau mengurung diri tanpa mendapatkan perawatan yang intensif.

Hal itu disampaikan Khofifah usai takziah ke keluarga yang meninggal akibat HIV/AIDS di Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan, Sabtu (28/4/2018) malam.

Seorang warga bernama S meninggal dunia akibat HIV/AIDS. Setahun sebelumnya suaminya juga sudah meninggal dengan penyakit yang sama. Keduanya meninggalkan seorang anak yang menjadi perhatian Khofifah.

"Semoga amal ibadah almarhumah diterima Allah, segala khilafnya diampuni. Dan semoga putrinya diberi ketabahan dan selalu menjadi anak yang sholihah," ucap Khofifah kepada Bunga.

Lebih lanjut Khofifah mengatakan bahwa menyisir ODHA itu sangat penting. Terlebih dengan kondisi Jawa Timur dengan angka penderita HIV tetinggi di Indonesia, dan untuk ODHA tertinggi nomor dua di Indonesia.

"Harus ada kesadaran kolektif di seluruh masyarakat untuk saling melindungi dan memproteksi serta memberikan ruang aada orang yang sudah terpapar HIV/AIDS," katanya.

Proteksi dan memberikan ruang itu untuk memastikan bahwa ODHA juga masih bisa berekspresi, dan bisa melaksanakan fungsi ekonomi maupun sosial.

Ia ingin agar masyarakat dan siapapun begitu ada informasi ada ODHA di lingkungannya agar melapor ke kelurahan untuk segera ditangani di Puskesmas maupun di rumah sakit.

"Supaya bisa segera mendapatkan treatmen. Apalagi saat ini obat untuk HIV/AIDS itu mahal, tapi pemerintah menyiapkan obat-obatan bagi merrka yang eligible terhapda jenis pengobatan yang harus didapatkan," katanya.

Menurut mantan Menteri Sosial ini antara menyembunyikan dan memberikan proteksi harus berjalan berseiring dengan proses perlindungan dan bukan hanya mendiamkan mereka yang ODHA.

"Jadi harus ada yang mendampingi. Rumah sakit dan Dinsos harus tahu. Dan yang jangan samai lupa adalah anaknya, jangan samai terstigma dan terkucilkan," pungkas Khofifah. (Surya/fatimatuz zahroh)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved