Serangan Bom di Surabaya
Kondisi Security Gereja SMTB yang Viral Gendong Korban Nathanael Mulai Membaik
Suasana gedung rawat inap G1 RSAL Dr Ramelan Surabaya, terlihat ramai kunjungan bagi para korban ledakan bom di tiga gereja di Surabaya
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Suasana gedung rawat inap G1 RSAL Dr Ramelan Surabaya, Jumat (18/5/2018), terlihat ramai kunjungan bagi para korban ledakan bom di tiga gereja di Surabaya.
Di salah satu ruang, ada satu ruangan yang terdapat empat tempat tidur. Namun dari empat tempat tidur, satu telah kosong, karena sang pasien diketahui meninggal dunia d alam perawatan.
Sementara tiga pasien tersisa masih menjalani perawatan.
Satu pasien, atas nama Ari Setiawan, berada di tempat tidur tengah, diapit korban atas nama Yesaya dan satu pasien yang diketahui sebagai anggota polisi.
Ari Setiawan, merupakan Security dari Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (SMTB) yang mengalami luka di bagian mata dan bibir serta pipi.
Foto Ari sempat viral sesaat kejadian, karena tampak sedang menggendong korban yang berdarah-darah.
Baca: Jenazah Pelaku Bom Sidoarjo Bakal Diserahkan ke Keluarga, Petugas Pasang Police Line
"Itu Nathanael. Saya saat kejadian melihat dia jatuh, kemudian saya angkat, sementara ibunya menggendong kakaknya, juga dalam kondisi luka, saya minta pegang pundak saya untuk sama-sama cari bantuan," cerita Ari sambil terbata-bata karena bibir dan sekitar pipi kanannya masih terlihat dijahit.
Nathanael merupakan satu dari enam korban meninggal akibat Ledakan bom di gereja SMTB. Nathan meninggal menyusul kakaknya, Vincencius Evan, yang juga menjadi korban.
"Ini gigi depan saya habis, bibir saya luka. Mata kiri saya juga luka, saya merasa seperti wajah saya dihantam sesuatu yang keras," lanjut Ari didampingi oleh Sri Wahyuni, istrinya.
Ari mengaku saat kejadian, hanya tahu ada sepeda motor yang nylonong masuk dengan pengemudi tidak turun dulu.
"Jemaat kalau datang, selalu turun di depan pagar, kemudian menuntun sepeda motornya masuk.
Saat itu saya berdiri di jalan, dan begitu ada kendaraan langsung masuk, maksudnya mau saya kejar, tapi langsung dihadang Bayu (almarhum Bayu, relawan petugas parkir yang meninggal di tempat kejadian-red) dan langsung meledak," cerita Ari, yang mengaku sudah tiga tahun menjadi Security di gereja SMTB Ngagel.
Baca: Warga Surabaya Tolak Pemakaman Pelaku Pengeboman, Risma Tunggu Fatma MUI
Kejadian hari Minggu itu membuat Ari masih menyimpan rasa sakit akibat luka dan kesedihan mendalam.
"Agama saya Islam dan ada rasa kecewa sekali ada oknum orang Islam yang melakukan begini. Kalau soal luka, saya ikhlas saja, meski saya terus terkenang dengan Nathan, yang kemarin dikabari telah meninggal," lanjut Ari sambil menghapus air mata di mata kirinya yang terluka.
Sementara Sri Wahyuni, istri Ari mengaku dirinya sangat syok ketika mendengar suaminya menjadi korban ledakan bom di gereja.
"Selama ini hubungan kami dengan gereja sangat baik. Meski kami muslim, tidak pernah mempermasalahkan dan suami saya malah dibantu dengan bisa bekerja disitu," ungkap Sri Wahyuni.
Kini kondisi Ari sudah berangsur membaik. Semua luka diwajahnya sudah mendapatkan penangangan.
"Masih menunggu dokter mata untuk tahu kondisi mata kiri saya. Kalau bisa rawat jalan, akan segera pulang dan dirawat di rumah," tandasnya.(Surya/Sri Handi lestari)