Inilah Hasil UNBK SMP di Jatim, Kota Malang Nomor Satu, Kota Blitar Ketiga, sayang Surabaya Hanya
Hasil UNBK tingkat SMP/MTs di Jatim resmi diumumkan dan daerah yang juara pertama mengejutkan.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Mujib Anwar
lihat foto
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Hasil Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMP/MTs tahun ajaran 2017/2018 telah keluar, Jumat (25/5/2018).
Kota Blitar berhasil menempati peringkat ketiga di Jatim, dengan jumlah nilai total 240,51. Jumlah tersebut mengalahkan hasil nilai UNBK SMP yang diraih Kota Surabaya, yakni 240,04.
"Pengumuman hasil UN SMP dilakukan hari ini tadi. Pengumuman diserahkan ke sekolah masing-masing. Hasil UN SMP Kota Blitar menempati peringkat ketiga di Jatim," ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Blitar, Dindin Alinurdin, Jumat (25/5/2018).
Hasil UNBK SMP peringkat pertama di Jatim diraih Kota Malang dengan jumlah nilai 252 ,99. Lalu di urutan kedua ditempati Kota Madiun dengan jumlah 251 ,18. Kota Blitar berada di urutan ketiga dengan jumlah 240,51.
Ini Kisah Cinta Buta Siswa SD dan Siswi SMP Tulungagung, Kenalan di Pantai Lalu Pacaran dan Hamil
Tanpa Ritual dan Doa, Jenazah Dita dan 2 Anaknya yang Ngebom Gereja Dikubur di Makam Teroris
Sedangkan tepat di bawah Kota Blitar ada Kota Surabaya dengan jumlah nilai 240 ,04.
Dindin menjelaskan, nilai rata-rata UNBK SMP Kota Blitar di setiap mata pelajaran di bawah 60.
Hanya mata pelajaran Bahasa Indonesia memperoleh nilai lumayan bagus yakni 75,28.
Sedangkan untuk tiga mapel lainnya, yakni Bahasa Inggris hanya 57,97, Matematika 51,43, dan IPA 55,83.
"Nilai rata-rata UN tiap mapel di bawah 60 terjadi hampir merata di semua daerah di Jatim," jelasnya.
Gara-gara Nginap di Rumah Kerabatnya, Mahasiswa di Madura ini Harus Meringkuk di Penjara
Ngumpet di Toilet saat Ada Kegiatan, 3 Siswa SMA ini Ditampar Wakasek, Lalu Berbuntut Panjang
Kepala SMPN 1 Kota Blitar Kateman mengatakan, bobot soal UNBK SMP tahun ini sebenarnya lumayan sulit.
Hal itu menyebabkan hasil nilai ujian nasional di tiap mata pelajaran tidak maksimal.
Menurutnya, bentuk soal HOTS (High Order Thinking) menjadi salah satu faktornya.
"Tingkat kesulitan pada soal HOTS lumayan tinggi. Anak-anak kurang maksimal mengerjakan soal itu," ucapnya.
Padahal, kata Kateman, jauh sebelumnya, sekolah sudah melakukan persiapan dan uji coba. Termasuk penambahan jam bimbingan belajar untuk materi soal HOTS.
"Soal HOTS ini memang menjadi perhatian para guru. Kami pernah mengumpulkan guru untuk memaksimalkan latihan soal HOTS ke siswa sebelum ujian," tegasnya. (Surya/Sha)
Kembali Raih Opini WTP dari BPK, Laporan Keuangan Pemprov Jatim Tujuh Kali Kinclong Terus
Mau Bimtek ke Jakarta, 2 Ketua Partai ini Seenaknya Bercanda Bom di Bandara, Akibatnya Keok
