Bahan Baku dari Perancis dan Jerman, Ustad Asal Lamongan 2 Tahun Bikin Alquran 'Terbesar' di Dunia
Mushaf Alquran raksasa dan diklaim yang terbesar di dunia muncul dari Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Mushaf Alquran raksasa dan diklaim merupakan yang terbesar di dunia bakal muncul dari Kota Soto, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Untuk kepentingan ini, kertas yang dipakai menulis kitab suci Alquran diimpor secara khusus dari Perancis. Sedangkan tinta didatangkan dari Jerman.
Alquran tulisan tangan tersebut dibuat dengan waktu cukup lama, yakni hingga dua tahun. Total ukurannya, 240 x 155 x 18 cm.
Kini, melalui jari dan tangan terampil seorang ustadz bernama Rusdi Aliuddin tinggal finishing saja.
Baca: Bersihkan Masjid, Cara Generasi Baru Indonesia Beramal di Bulan Ramadan
Mushaf Alquran yang dibuat Rusdi, pengasuh Ponpes Yayasan Nurul Iman Pesantren AlQuran yang ada di Desa Sidorejo, Kecamatan Deket, Lamongan ini memiliki panjang 240 cm dengan lebar 155 cm dengan berat sekitar 4 kwintal. Ukuran huruf yang ada pada Al-Qur'an ini, tinggi sekitar 7 cm.
"Yang kita pakai kertas canson yang diimpor dari Perancis, dan tinta dari Jerman," ungkap Rusdi.
Untuk menyelesaikan mushaf, membutuhkan sebanyak 400 botol tinta.
Semua dikerjakan secara manual, termasuk goresan menggoreskan tinta di lembar kertas menggunakan alat tulis kaligrafi dan juga dengan ranting bambu (carang, red) yang dibentuk khusus.
Baca: Tanpa Ritual dan Doa, Jenazah Dita dan 2 Anaknya yang Ngebom Gereja Dikubur di Makam Teroris
Rusdi tak menemui kendala apapun selama mengarahkan Al quran raksasa ini. Hanya karena usia sang penulis yang terkadang lupa.
Terkait keabsahan dan kebenaran penulisan ayat dan surat, menurut Rusdi yang ditemui Tribunjatim.com, menjamin tidak perlu diragukan lagi.
Sebab, praktik penulisan atau pembuatannya berbekal Al-Qur'an yang sudah ada yang kemudian ditulis ulang di kertas berukuran besar ini.
Diakui, pesanan mushaf Al-Qur'an ini merupakan program dari Pemkab Lamongan.
"Saya yang mengerjakannya, dengan waktu pengerjaan sekitar 2 tahun lamanya," jelasnya.
Baca: Bunuh dan Perkosa Sejoli yang Lagi Asyik di Pantai, Tiga Pria Bangkalan Divonis Hukuman Mati
Pembuatannya cukup sederhana, mula-mula menjepit kertas ukuran raksasa tersebut memakai alat khusus. Dan tinggal menulis dengan meniru tulisan yang ada di Alquran.
Rusdi memang sang pengasuh Ponpes yang faham batik tentang penulisan khot atau seni tulisan Arab.