Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Penjaga Sandal Masjid Agung Palembang yang Akhirnya Bisa Berangkat Haji

Kisah ini menjadi bukti, bahwa dengan usaha kerja dan ikhlas, siapapun berhak dan punya kesempatan mengunjungi Rumah Allah SWT.

Mang Din saat ditemui di Masjid Agung Palembang sambil menunggu sendal, Minggu (3/6/2018) - SRIPOKU.COM/RANGGA ERFIZAL 

TRIBUNJATIM.COM, PALEMBANG -- Kisah ini menjadi bukti, bahwa dengan usaha kerja dan ikhlas, siapapun berhak dan punya kesempatan mengunjungi Rumah Allah SWT.

Haji Syamsudin (78) atau akrab disapa Mang Din yang sudah puluhan tahun bekerja dan mengabdikan diri di masjid Agung Palembang.

Menurutnya, selama ini, dirinya mengabdikan diri murni keikhlasan hati.

Berawal tahun 1989 ketika bekerja sebagai kuli serabutan dan diminta untuk merenovasi bagian masjid Agung.

Dari sanalah, tawaran untuk mengabdikan diri di masjid Agung dimulai.

(Selain Pole Position Pertama Valentino Rossi Sejak 2016, Ini 9 Hal Menarik Jelang MotoGP Italia 2018)

(Foto Bareng Fans, Penampilan Baru Johnny Depp Bikin Netizen Khawatir, Sakit?)

"Tahun 89 saya merenovasi Masjid Agung. Waktu itu bentuknya masih bentuk lama. Hajidin Alimudin ketua masjid tahun 89 menawari saya untuk bergabung. Tanpa pikir panjang akhirnya saya mau," ujar Buyut 5 cicit tersebut, Minggu (3/6/2018).

Berbagai pekerjaan dilakukan Mang Din, mulai dari membersihkan masjid hingga memukul bedug dan menyusun celenngan.

Setahun bekerja, ia pun mendapatkan tugas baru yakni, menjaga sandal hingga saat ini, di usia yang semakin menua.

"Banyak gawe kalau dulu, tapi kalau saat ini hanya menjaga sendal. Sudah sejak lama memang saya lakoni pekerjaan ini. Dulu gajinya Rp 150 ribu. Alhamdulilah dari pekerjaan inilah saya bisa berangkat Haji dan sekaligus nyari pahala," ujarnya.

Mang Din mungkin menjadi salah satu sesepuh yang telah lama mengabdikan diri di masjid agung.

Menurutnya, selama ini dirinya tidak mematok harga bagi siapa saja yang ingin menitipkan sandal ditempat dirinya.

(Didenda Rp 50 Juta dan Dilarang Bermain 4 Kali untuk Persebaya, M Irvan: Are You Kidding?)

(I Kadek Rudiantara, Seniman Nyentrik Bali yang Gelar Pameran Lukisan di Kuburan untuk Para Hantu)

Adapun waktu kerjanya pun mulai dari jam 10 pagi hingga jam 8 setelah sholat Isya.

"Saya tak mematok harga untuk satu sendal yang dititipkan, biasanya orang kasih Rp 2 ribu biasa Rp 5 rb, dan terkadang ada juga yang kasih lebih," ucapnya.

Mang Din bersyukur sejak ia menjaga sandal di Masjid Agung belum pernah ada kejadian sandal maupun sepatu yang hilang, sehingga dirinya dikenal oleh orang-orang dan rejeki selalu saja datang tanpa dirinya kira.

"Bersyukur, masyarakat percaya dari situ banyak yang mengenal saya. Terkadang ada yang baik, kasih makan siang. Untuk keamanan juga alhamdulilah belum pernah hilang, kalau ada hilang pasti saya ganti. Alhamdulilah aman," pungkasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1 dari 2
Tags
Palembang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved