Lebaran 2018
Suasana Salat Id di Masjid Tertua Surabaya, Inilah Pesan Khatib dalam Menyambut Hari Kemenangan
Berduyun-duyun warga di sekitar Masjid Rahmat mulai memadati masjid tersebut untuk ibadah salat Idul Fitri.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Agustina Widyastuti
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Setiap tahunnya, salat Idul Fitri menjadi ibadah yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Salat Id menandakan bahwa hari kemenangan telah tiba.
Seiring dengan tradisi mudik, biasanya umat muslim akan menunaikan salat Id di masjid desa atau kampung halamannya masing-masing.
Beralaskan Koran, Jemaah Khusyuk Laksanakan Salat Idul Fitri di Jalan Karah Surabaya
Namun bagi yang tidak mudik, ada masjid di kota-kota besar yang menjadi jujukan untuk salat Id karena nilai historis, keindahan arsitektur, dan berbagai alasan lain.
Seperti di Surabaya, Masjid Rahmat di Jalan Kembang Kuning, Pakis, menjadi salah satu masjid yang mempunyai nilai historis yang tinggi.
Masjid ini dipercaya menjadi masjid pertama yang ada di Surabaya yang didirikan oleh Raden Rahmat atau Sunan Ampel.
Berduyun-duyun warga di sekitar Masjid Rahmat mulai memadati masjid tersebut sejak pukul 05.00 WIB untuk menunaikan salat Id 1439 H, Jumat (15/6/2018).
Ribuan Jemaah Salat Idul Fitri Penuhi Taman Surya hingga Tumpah ke Jalan
Para jemaah ingin mendapatkan tempat di dalam masjid untuk bisa lebih merasakan suasana kekhusyukan salat Id.
Bagi yang tidak kebagian tempat di dalam masjid, takmir sudah menyediakan koran bekas untuk dijadikan alas para jemaah yang menunaikan salat di luar bangunan utama dan di samping masjid, tepatnya di ruas Jalan Khairil Anwar dan Amir Hamzah yang sudah ditutup.
Diimami oleh Ustad Muhammad Toha, Kepala Badan Diklat Keagamaan Surabaya, salat Id berjalan khusyuk.
Dalam khotbahnya, Muhammad Toha mengingatkan bahwa sejatinya Idul Fitri adalah hari kemenangan di mana umat Islam kembali menjadi insan yang suci.
"Bukan hanya busananya yang baru, tapi ketaqwaan kita yang baru. Bila tidak bertambah ketaqwaan kita, berarti tidak sempurna puasa kita," katanya.
Ikut Salat Idul Fitri di Masjid Al-Akbar Surabaya, Khofifah Sempat Salami dan Foto Bersama Warga
Selain itu, pria berkacamata tersebut juga mengatakan bahwa Idul Fitri adalah momen untuk memusnahkan egoisme di dalam hati.
"Kita yang merasa congkak, sombong, angkuh, hari ini mengakui kesalahan kita, memohon maaf pada sesama manusia," lanjutnya.