Pilgub Jatim 2018
Empat Kecamatan di Tuban ini Berpotensi Rawan Konflik Saat Pilgub
Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 tinggal dua hari lagi, tepatnya 27 Juni 2018.Masyarakat Jawa timur
Penulis: M Sudarsono | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 tinggal dua hari lagi, tepatnya 27 Juni 2018.Masyarakat Jawa timur akan memilih pemimpin yang menduduki Grahadi satu, menggantikan Soekarwo.
Pengamanan di sejumlah Polres di Jatim juga telah dilakukan, untuk menghindari terjadinya konflik. Seperti halnya Polres Tuban.
Korps Bhayangkara tersebut saat ini telah memetakan wilayah rawan terjadinya konflik, berdasarkan beberapa pertimbangan.
Kapolres Tuban, AKBP Nanang Haryono mengatakan, saat ini ada empat kecamatan yang berpotensi rawan terjadi konflik Pilgub.
Baca: Berseteru dengan Pelatih Argentina, Sergio Aguero Malah Dibangkucadangkan Saat lawan Nigeria
Empat kecamatan tersebut adalah Palang, Kerek, Soko dan Jatirogo.
"Ada empat kecamatan rawan terjadi konflik saat Pilgub," ujar Nanang saat dikonfirmasi Surya, Senin (25/6/2018).
Perwira menengah itu memberikan alasan terhadap empat kecamatan rawan konflik tersebut.
Untuk Kecamatan Palang, mayoritas penduduknya nelayan yang SDM nya rendah, mempunyai karasteristik psikologi yang keras dan gampang terprovokasi melakukan tindakan melawan hukum.
Sedangkan untuk Kecamatan Kerek, paling dianggap rawan terjadinya konflik massa pendukung, karena masyarakatnya mempunyai ego sektoral yang membanggakan desa dan kelompoknya.
Kemudian, untuk Kecamatan Soko masyarakatnya kritis dan mempunyai histori konflik antar pendukung saat Pilkades tahun lalu.
Sehingga di beberapa desa di lakukan hitung ulang karena tidak puas dengan keputusan panitia. Masyarakat Soko juga sering melakukan aksi massa atau unjuk rasa ke pemerintah daerah karena ketidak puasan atas kebijakan pemerintah.
Baca: Dua kali Meremas Bagian Intim Wanita, Pencari Ikan di Lamongan ini Masuk Sel
Terakhir yaitu Kecamatan Jatirogo, Kecamatan tersebut merupakan daerah perbatasan dengan Kabupaten Blora Jateng, yang mobilitas masyarakat cukup tinggi dan mempunyai karateristik daerah yang keras.
Kebiasaan masyarakat jatirogo pada moment pemilihan kepala desa maupun daerah, justru dijadikan ajang taruhan terkait siapa pemenangnya. Hal ini bisa menjadikan konflik sosial masyarakat.
"Hasil pemetaan kami empat daerah tersebut rawan terjadi konflik, kita juga sudah menyiapkan langkah antisipatif," pungkasnya.(nok)