Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ken Andhisti : Rasanya Jadi Guru Kesenian Zaman Sekarang

Selain Penjaskes, pelajaran kesenian merupakan salah satu Mata Pelajaran favorit.Ya, karena pelajaran kesenian di seluruh

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Yoni Iskandar
Surya/Mohammad Romadoni
Ken Andhisti guru kesenian di Mojokerto 

TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Selain Penjaskes, pelajaran kesenian merupakan salah satu Mata Pelajaran favorit.Ya, karena pelajaran kesenian di seluruh tingkat pendidikan kebanyakan lebih cenderung mengandalkan praktik.

Ken Andhisti merupakan guru kesenian yang gemar berinovasi membuat metode pelajaran kesenian menjadi menyenangkan.

Dia menceritakan kisahnya lebih dari tiga tahun menjadi guru kesenian di SMPN 4 Mojokerto.

Guru kesenian apalagi di zaman sekarang dituntut untuk lebih menguasai berbagai hal yang berhubungan dengan dunia seni yang tentunya dipadukan dengan teknologi digital era ini.

Baca: Alasan Gus Ipul Tak Akan Gugat Hasil Pilgub Jatim Meski Ngaku Timnya Temukan Banyak Kecurangan

Dara cantik 7 Desember 1987 ini mengaku menjadi guru seni secara umum bukan hanya seni rupa itu beraneka rasanya.

Bu guru yang akrab disapa Ken ini selalu mengemas pelajaran simpel dan menyenangkan yang melibatkan seluruh siswa untuk aktif (Kooperatif). Sehingga peserta didik tidak jenuh dan bosan ketika mengikuti pelajarannya.

"Pada dasarnya memberikan pelajaran seni sebetulnya hal yang menyenangkan, karena siswa bisa diajak praktik secara langsung," ujar wanita zodiak Sagitarius ini kepada Surya, Jumat (29/6/2018).

Alumni S1 Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Surabaya ini menceritakan pembelajaran seni yang diampunya semisal melukis, membuat Kriya, menyanyi bahkah teater dan lainya.

Ken yang merupakan guru sekaligus seniman melukis ini memanfaatkan internet dan media sosial untuk memperluas wawasan saat pembelajaran kesenian guna mempermudah pembelajaran sekaligus menambah antusias siswa dalam belajar.

Teknologi saat ini sangat banyak manfaatnya ia bisa menggunakannya untuk mendownload gambar atau musik instrumental yang nantinya dipakai untuk latihan seni peran teater.

Baca: Mendapat Jamuan Kurang Menyenangkan Dari Oknum Supporter Persija, Persebaya Kirim Surat ke Komdis

"Pelajaran ini sebenarnya lebih mengasyikkan karena siswa tidak akan jenuh," ungkapnya.

Masih kata Ken, pembelaan yang dikemas secara mileneal akan membuat siswa merasa seperti sedang bermain atau melakukan aktivitas yang berbeda dan merasa tidak sedang mengerjakan tugas. Terpenting, sebagai seorang pendidik kedekatan dengan siswa selalu menjadi prioritasnya. Karena kedekatannya itu mereka lebih terasa dan siswa akan menjadi begitu nyaman.

"Namanya juga pelajaran yang membutuh kan 85 persen praktek jadi ya harus begitu.
Alhamdulillah,, selamaiswa saya sangat senang danan selalu mematuhi setiap tugas praktek yang saya berikan," kata wanita phobia cacing ini.

Nah, terkait suka duka menjadi guru kesenian yakni ketika mengajar praktik ada saja siswa yang tidak terpantau. Karena praktik biasanya siswa seri g menghasilkan limbah. Alan tetapi, tetap diusahakan untuk bersih kembali.

"Terkadang kalau praktik menyanyi atau main musik perkusi mereka mungkin agak mengganggu kelas sebelahnya, itu aja sih," imbuhnya. (Surya/ Mohammad Romadoni).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved