3 Mahasiswa Unair Buat Inovasi SWAN, Sepatu yang Bisa Menganalisis Siklus Berjalan, ini Kegunaannya
SWAN (Shoes for Walking) merupakan sepatu karya mahasiswa S1 Teknik Biomedis Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Penulis: Triana Kusumaningrum | Editor: Ani Susanti
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Triana Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - SWAN (Shoes for Walking) merupakan sepatu karya mahasiswa S1 Teknik Biomedis Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Kreasi dan inovasi mahasiswa Unair tersebut berhasil menciptakan sepatu yang dapat digunakan dalam analisis siklus berjalan bagi manusia, atau yang dikenal dengan istilah siklus gait.
Gait adalah cara berjalan, melangkah atau berjalan.
Sepatu ini dapat digunakan untuk memperoleh data berupa grafik tekanan telapak kaki ketika berjalan.
Sensor tekanan yang digunakan ini ditanam di dalam sepatu.
Hasil inovasi ini kemudian ditulis dalam karya ilmiah berjudul SWAN Inovasi Penggunaan Sepatu untuk Analisis Siklus Gait.
"Tim kami menciptakan SWAN karena selama ini alat yang digunakan dalam pengujian siklus gait dimensi besar, dan mengharuskan pemeriksaan dilakukan di tempat alat tersebut dipasang. Dengan menggunakan SWAN diharapkan akan memudahkan pengujian siklus gait tersebut, karena bisa dilakukan dimana saja," ujar Claudia Litania, ketua kelompok tim, Senin (2/7/2018).
Baca: Acara Peluncuran Dihadiri Menteri Susi, Intip Spesifikasi Kapal Baito Deling 001 Karya ITS Surabaya
Setelah diseleksi secara ketat, akhirnya proposal ini lolos hibah dana pengembangan dari Kemenristekdikti dalam Program Kreativitass Mahasiswa (PKM) tahun 2018 bidang Karsa Cipta (PKM-KC).
Dalam tim ini selain Claudia juga ada dua temannya yaitu Ahda Nur Laila dan Yoga Fingki Andrian.

Di Indonesia sendiri, pengujian siklus gait diakui Claudia belum banyak dilakukan oleh masyarakat.
Penyebabnya adalah ketersediaan alat di rumah sakit yang masih minim.
Manfaat pengujian siklus ini satu diantaranya adalah untuk mengetahui kelainan cara berjalan seseorang.
"Kami juga berharap melalui inovasi ini dapat mempermudah dan membantu masyarakat dalam melakukan uji terhadap siklus gait. Sehingga ketika terdapat kelainan pada cara berjalan dapat dilakukan penanganan secara cepat dan tepat," ujar Claudia.
Baca: Susi Pudjiastuti akan Hadiri Peluncuran Kapal Bambu Laminasi Pertama di Dunia Milik ITS Surabaya
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), tahun 2012 kurang lebih 500.000 orang di Indonesia mengalami cacat tubuh akibat penyakit muskoskeletal.