BBM Non Subsidi Naik, Pengamat: Pemerintah Harus Antisipasi Tren Konsumsi Masyarakat yang Berubah
Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non Subsidi mengalami kenaikan per 1 Juli 2018, misalnya Pertalite yang mengalami kenaikan harga.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Edwin Fajerial
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non Subsidi mengalami kenaikan per 1 Juli 2018.
Misalnya saja Pertalite yang mengalami kenaikan harga sebesar Rp 200 menjadi Rp 7.800.
Pengamat Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga, Imron Mawardi mengatakan bahwa kenaikan harga tersebut karena mengikuti harga pasar minyak mentah dunia yang tren-nya naik beberapa bulan terakhir ini.
"Kalau kita lihat saja dalam beberapa bulan terakhir ini tren harga minyak mentah dunia ini kan naik luar biasa, saat ini sudah mencapai 73-74 dolar per barel," kata Imron, Senin (2/7/2018).
( Ini Daftar Harga Baru BBM Non Subsidi di Jawa Timur, Mulai Pertalite Hingga Minyak Tanah )
Sehingga Pertamina sebagai operator distribusi minyak di Indonesia juga akan menyesuaikan harganya dengan harga pasar dunia.
Dari fenomena ini, Imron mengatakan masyarakat akan mengubah pola konsumsi BBM yang mereka gunakan.
"Mungkin trennya akan banyak masyarakat yang mengalihkan dari BBM yang non subsidi ke BBM subsidi, ini yang harus diantisipasi oleh pemerintah," lanjutnya.
Pasalnya, menurut Imron, beberapa waktu belakangan ini masyarakat sudah terbiasa menggunakan BBM non subsidi.
( Daftar Harga BBM non Subsidi Terbaru di Jawa Timur Per 1 Juli 2018, Pertamax Naik Rp 600 per Liter )
"Karena memang saat itu harga minyak mentah lagi rendah sehingga harga BBM non subsidi pun jadi murah," kata Imron.
Melihat peralihan tren penggunaan BBM ini, menurut Imron, pemerintah harus mengantisipasinya dengan menambah kuota BBM bersubsidi yang beredar di masyarakat.
"Konsekuensinya Pemerintah harus menambah lagi anggaran untuk subsidi BBM. Selama ini kan dipatok, kebutuhan subsidi itu berapa, diperkirakan misalnya premium itu peredarannya berapa, karena ada pengalihan BBM dari Non Subsidi ke Subsidi otomatis pemerintah harus menambah anggaran itu," ucapnya.