Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Dikeroyok Pemabuk di Trosobo Sidoarjo, Ketua HKTI Melompat ke Sungai

pengeroyokan dan perampasan yang menimpa Ketua HKTI Surabaya Nur Hasan di depan SPBU Jalan Raya Trosobo, Taman, Sidoarjo

Penulis: M Taufik | Editor: Yoni Iskandar
M Taufik/Surya
Polisi membeber tersangka dan barang bukti kasus penganiayaan dan perampasan terhadap Ketua HKTI Surabaya, Minggu (8/7/2018). 

 TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Peristiwa pengeroyokan dan perampasan yang menimpa Ketua HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) Surabaya Nur Hasan di depan SPBU Jalan Raya Trosobo, Taman, Sidoarjo akhirnya terungkap.

Dua dari tiga pelaku pengeroyokan dan perampasan itu berhasil diringkus polisi. Mereka adalah Ahmad Syamsudin Abdullah alias Pampam (23), warga Desa Ngelom, Kecamatan Taman, Sidoarjo, dan Dwi Cahyo Joya Sentosa alias Kawot (25), warga Desa Krembangan, Kecamatan Taman, Sidoarjo.

"Satu pelaku lain yang berinisial R masih dalam pengejaran. Dia sudah ditetapkan sebagai DPO (daftar pencarian orang)," kata Kapolresta Sidoarjo Kombes pol Himawan Bayu Aji, Minggu (8/7/2018).

Peristiwa ini bermula saat Nur Hasan melintas di sana dengan mobil sedan yang disopiri oleh Hasip. Ketika hendak putar balik ke arah Krian, mobil terhalang sepeda motor yang dikendarai R. Tiba-tiba terjadi cekcok mulut antara R dengan Hasip.

Baca: Gol Cepat Beto Menit 6 Bawa Madura United FC Unggul 1-0 Sementara Atas PSMS Medan

Melihat itu, Pampam dan Kawot langsung mendekat. Mereka bertiga lantas memukuli sopir mobil tersebut.

"Sopir mobil kemudian keluar dan lari menyelamatkan diri," lanjut Kapolres.

Tak berhenti di situ, tiga pemuda yang dalam keadaan mabuk itu juga mendatangi Nur Hasan yang berada di kursi mobil sebelah kiri.

Ketua HKTI Surabaya yang tinggal di Kletek, Kecamatan Taman, Sidoarjo ini juga dipukuli. Bahkan, kepalanya juga sempat dikepruk menggunakan batu.

Hasan berusaha kabur dengan melompat ke sungai kecil yang berada di depan SPBU. Namun, Pampam terus mengejarnya ke sungai dan sempat merampas ponsel Samsung S8+ milik Hasan.

Usai mendapat ponsel korban, Pampam kembali naik ke jalan.

"Saya sudah meminta tolong kepada warga setempat, namun warga tidak berani. Mungkin karena warga tahu bahwa mereka itu preman," ujar Hasan saat di Polresta Sidoarjo.

Dirinya menduga, preman-preman itu tersinggung karena mendengar knalpot mobilnya.

"Knalpot mobil saya memang tidak orisinil dan suaranya agak keras. Mungkin mereka tersinggung lantaran sedang mabuk," lanjut Hasan.

Dalam pemeriksaan polisi, Pampam dan Kawot mengakui bahwa ketika melakukan penganiayaan dan perampasan itu sedang dalam kondisi mabuk berat.

Baca: Pria Mojokerto Manfaatkan Bambu Usang Jadi Karya Seni Kaligrafi Bernilai Ekonomis

Pampam, Kawot, R bersama tiga temannya J, F dan P baru saja berpesta minuman keras di rumah Pampam. Sekira pukul 24.00 WIB, mereka kemudian berencana ke Pacet, Mojokerto mengendari sepeda motor.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved