Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Harga Telur Naik, Peternak Ayam Petelur Tak Ikut Menikmati, Kok Bisa?

Harga telur mengalami kenaikan yang cukup signifikan, di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Jombang dua pekan terakhir ini.

Penulis: Sutono | Editor: Edwin Fajerial
SURYA/SUTONO
Keluarga peternak ayam petelur yang menata hasil panen telurnya. Sayangnya, meski harga di pasaran naik, tak mengrek pendapatan mereka. 

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Harga telur mengalami kenaikan yang cukup signifikan, di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Jombang dua pekan terakhir ini.

Dari harga Rp 22.000 melonjak hingga Rp 27.000 per kilogram.

Bahkan di pasar tingkat kecamatan, harga bisa mencapai Rp 28.000 per kilogram. Sedangkan pedagang eceran ada yang menjual Rp 2.000 per butir.

Ironisnya, kenaikan harga tersebut ternyata tidak bisa dinikmati peternak ayam petelur.

Terbaru, harga dari peternak hanya Rp 19.300 per kilogram.

Disdag Surabaya Jual Telur Murah di Jambangan dan Wonocolo, Langsung Ludes Diserbu

"Kami lepas dengan harga Rp 19.300 per kilogram. Tapi di pasaran ternyata harga masih tinggi. Ini pasti ada yang tidak beres di rantai distribusi," ujar Faisol, peternak asal Kecamatan Mojowarno, Jombang, Jumat (20/7/2018).

Faisol menjelaskan, sepekan sebelumnya, harga dari peternak Rp 23.000 per kilogram, sementara harga di pasaran Rp 28 ribu per kilogram.

Namun akhirnya, sambung Faisol, Menteri Perdagangan turun tangan dengan mengumpulkan para peternak di Jakarta.

Usai pertemuan tersebut, imbuh Faisol, terjadi penurunan harga di tingkat peternak. Yakni Rp 19.000 per kilogram.

"Namun anehnya, hal itu tidak berpengaruh pada harga di pasaran. Meski dari peternak sudah turun harga, namun di pasaran belum bergeser," kata Faisol terheran-heran.

Dinas Perdagangan Kota Surabaya Lakukan Operasi Pasar untuk Stabilkan Harga Telur

Dengan harga telur Rp 19.000 per kilogram, peternak hanya mendapat keuntungan tipis.

Pasalnya, pada saat bersamaan harga pakan juga melonjak karena menyesuaikan nilai dolar.

Misalnya, harga konsentrat naik dari Rp 3.500 menjadi Rp 3.750 per kilogram. Demikian juga harga jagung di pasaran juga masih tinggi.

"Komoditas jagung sedang panen saat ini. Namun harga di pasaran masih Rp 3.800 per kilogram. Sedangkan harga bekatul Rp 3.000 per kilogram. Makanya meski harga telur naik, kami tidak ikut menikmati kenaikan itu," pungkas Faisol.(Surya/sutono)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved